100 BATALJON ABRI DIKERAHKAN UNTUK PROJEK2 PANGAN DAN PRASARANA PEMERINTAH [1]
Djakarta, Angkatan Bersendjata
ABRI akan menjusun 90 bataljon pertanian dan 10 bataljon kontruksi dalam rangka pelaksanaan rentjana Hankam dalam menundjang projek2 pangan dan prasarana pemerintah. Demikian dikemukakan oleh Majdjen Panoedjoe, Direktur Pembinaan Operasi Bhakti Dept. Hankam dalam wawantjara dengan “AB”.
Dikemukakannja bahwa dalam tahun 1968 ini telah dipersiapkan 2 bataljon Zeni Kontruksi dengan peralatan lengkap, 3 bataljon Zeni Kontruksi minus peralatan dan 5 bataljon Zeni tempur jang segera bisa dikerahkan untuk menundjang projek2 pertanian dan prasarana menundjang Repelita jg dimulai April jad. Sedangkan dalam tahun 1971 jad. 5 bataljon Zikon dan 5 bataljon Zipur sudah akan lengkap peralatannja guna melaksanakan intensifikasi, extensifikasi pertanian dan pembangunan prasarana setjara benar2 disegenap pelosok Indonesia.
Mengenai kelengkapan peralatan untuk pengerahan jon2 Kontruksi, menurut Majdjen Panoedjoe akan dipenuhi oleh Amerika Serikat dengan bantuan alat besar seperti bulldozer, trucks, tractor, dll sedang untuk kelengkapan farming bataljon akan dibantu oleh pihak Perantjis.
Dikatakannja, bahwa requirement list kebutuhan peralatan farming telah disampaikan kepada team teknis Perantjis jang baru2 ini datang di Indonesia sebagai follow up kundjungan KSAP Laksamana Fouqnuet. Requirement list mana menurut Majdjend. Panoedjoe telah mendapatkan pengertian jang sangat baik dari pihak team teknis tersebut.
Home Base Diseberang dan PMD di Djawa
Dalam rangka pelaksanaan rentjana Hankam menundjang projek pangan, Majdjen Panoedjo menjatakan bahwa kesatuan2 ABRI di daerah2 seberang akan dikerahkan bagi pembangunan “home base” mereka dengan membuka2 daerah2 baru untuk perumahan dan pertanian. Daerah2 baru itu djuga merupakan persiapan penampungan transmigrasi dari daerah2 padat P. Djawa. Sedangkan kesatuan2 jang berada di P. Djawa-Madura dikerahkan untuk kegiatan di Bali, jang tidak bertugas dalam kegiatan operasi militer intensifikasi antara lain aktif dalam pembangunan masjarakat desa dan membantu kegiatan2 peningkatan pengadaan pangan di daerah2 sekitar kesatriannja.
Majdjen Panoedjoe menjatakan bahwa usaha2 pembangunan daerah2 barn dan pembangunan perumahan pradjurit di seberang sudah sedjak lama didjalankan ump. di Sumatera sedjak Dwikora dan di Sulawesi Selatan sedjak pemulihan keamanan Dalam Negeri. Dengan rentjana Hankam ini ditegaskan oleh Majdjend. Panoedjoe maka usaha extensifikasi dan intensifikasi pertanian akan didjalankan merata untuk semua Komando2 Daerah Militer seluruh Indonesia.
Pengerahan kesatuan dan pelaksanaan Operasi Bhakti ini dilakukan oleh masing2 angkatan disesuaikan dengan matra-matranja. Umpamanja untuk pembangunan djalan dan djembatan karena peralatan dan pasukan AD lebih memungkinkan, dikerahkan Angkatan Darat. Untuk pertanian bisa dikerahkan AD dan AKRI sedang untuk pengerukan kerangka kapal dan perluasan prasarana pelabuhan dikerahkan ALRI.
Semua projek2 jang didjalankan ABRI ini adalah merupakan projek2 Pemerintah. ABRI tidak mempunjai projek tersendiri melainkan setiap kegiatan ops. Bhakti ABRI menundjang setiap projek Pemerintah. Sebagai tjontoh Majdjen Panoedjoe menjatakan tentang projek besar pertama jang akan didjalankan tahun ini adalah projek djalan raja menghubungkan Palembang & Djakarta merupakan projek dept. PU tapi pelaksnaannja didjalankan oleh Ops. Bhakti ABRI dengan pengerahan 2 bataljon Zeni Kontruksi lengkap. (DTS)
Sumber: ANGKATAN BERSENDJATA (27/01/1969)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 239-241.