Dipimpin Jenderal Soeharto, Sidang Kabinet Ampera Menggariskan Pokok-Pokok Kebijaksanaan[1]
KAMIS, 13 JULI 1967 Sidang paripurna Kabinet Ampera yang diadakan hari ini dan dipimpin oleh Pejabat Presiden, telah berhasil menggariskan pokok-pokok kebijaksanaan dalam tahap konsolidasi (dari 1 Juli-31 Desember). Pokok-pokok kebijaksanaan itu berisikan penegasan tentang kepemimpinan nasional yang tunggal baik dalam bidang pemerintahan, kenegaraan maupun bangsa, berdasarkan Ketetapan MPRS No. XXXIII/ 1967. Kelima pokok kebijaksanaan, yaitu pertama, dalam tertib politik, penegasan diarahkan pada pembinaan kekuatan-kekuatan sosial-politik, orientasi program untuk menciptakan stabilisasi politik di kemudian hari. Kedua, dalam tertib hankam, maka aksentuasi diberikan pada pendisiplinan kembali seluruh slagorde pertahanan keamanan, termasuk di dalamnya unsur-unsur militer, hansip dan hanra. Tertib pertahanan-keamanan akan mempunyai pengaruh yang sangat besar bagi terwujudnya usaha-usaha mewujudkan ketertiban-ketertiban di bidang lain. Ketiga, dalam tertib sosial, perhatian diberikan pada kegiatan-kegiatan di basis kehidupan masyarakat, yaitu RW, desa, kampung, tempat-tempat umum, tempat rekreasi dan sebagainya agar masyarakat dapat kembali pada sikap dan kebijaksanaan yang tertib. Keempat, di bidang ekonomi, bahwa sesuai dengan tugas yang dibebankan oleh MPRS kepada pemerintah, maka pengendalian inflasi, penyediaan pangan dan sandang, penggiatan ekspor dan perbaikan prasarana telah dapat mencapai hasil-hasil yang konkrit sesuai dengan program. Kelima, dalam bidang hukum, maka pelaksanaannya harus dipertegas di segala bidang, berupa penindakan terhadap pelanggaran, pengacauan dan perusakan tertib hukum. Tindakan masyarakat, penduduk, pejabat dan pemerintah harus berdasarkan hukum.
Sidang juga mempertegas kedudukan Pejabat Presiden sebagai pimpinan nasional, pembina Orde Baru dan kepala eksekutif, terutama dalam mengikutsertakan kekuatan-kekuatan sosial dengan selalu mempertahankan konsultasi, komunikasi dan dialog. Sidang akan diteruskan besok (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 01 Oktober 1965 – 27 Maret 1968”, hal 194-195 Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003