Jenderal Soeharto Menerima Wakil 11 Kesatuan Aksi Tingkat Pusat Yang Dipimpin Adnan Buyung Nasution [1]
SENIN, 29 JANUARI 1968 Hari ini Pejabat Presiden Jenderal Soeharto telah menerima wakil dari 11 kesatuan aksi tingkat pusat, yang dipimpin oleh Adnan Buyung Nasution. Mereka menghadap Jenderal Soeharto untuk menyampaikan saran-saran mereka dalam menanggulangi keadaan dewasa ini. Sebagaimana diketahui, baru-baru ini kesatuan-kesatuan aksi tersebut telah mengadakan musyawarah, dan saran yang disampaikan kepada Pejabat Presiden itu adalah hasil daripada musyawarah mereka. Saran dan seruan yang mereka sampaikan adalah:
- Kenaikan harga sembilan kebutuhan pokok rakyat terutama beras telah menimbulkan kegoncangan kepercayaan masyarakat pada perjuangan Orde Baru dan kepemimpinan Soeharto.
- Perlu dicari jalan keluar yang drastis dan radikal serta fundamental.
- Merombak total struktur politik Nasakom.
- Perlu diadakan penyesuaian kembali konsepsi ekonomi pemerintah. 5. Pembersihan oknum vested interest dari eksekutif.
- Mengadakan refreshing dan redressing.
- Mengisi lembaga-Iembaga konstitusional seperti DPA dan lain-lain serta membubarkan Spri.
- ABRI tidak boleh menimbulkan kesan sebagai suatu partai politik.
Dalam menanggapi saran dan seruan tersebut Pejabat Presiden mengatakan sebagai berikut:
- Dalam melakukan perombakan struktur politik, pemerintah mencoba untuk berjalan di atas landasan demokrasi.
- Keadaan yang timbul dewasa ini adalah sebagai warisan rezim lama.
- Tuntutan yang dilancarkan oleh Kesatuan Aksi hanyalah karena tidak memahami keadaan dan tidak dilaksanakan melalui saluran yang ada, untuk itu dihimbau agar ditanggulangi bersama.
- Hendaknya Kesatuan Aksi membantu memberi penjelasan pada masyarakat bahwa tidak hanya beras atau nasi yang dapat dimakan.
- ABRI tidak ingin menguasai fungsi-fungsi tertentu dan ABRI wajar untuk berpolitik.
- Spri adalah pembantu terdekat dan dalam bertindak harus sepengetahuan Pejabat Presiden.
- Mengenai koruptor telah dibentuk team yang kini mulai bekerja. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 01 Oktober 1965 – 27 Maret 1968”, hal 248 Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003