1968-05-17 Presiden Soeharto: Peran ABRI Tidak Mengarah Diktaktor Militer

Presiden Soeharto: Peran ABRI Tidak Mengarah Diktaktor Militer

(Iman Tidak Cukup Dalam Pernyataan)[1]

 

Jum’at, 17 Mei 1968, Hari ini Presiden Soeharto melantik Jenderal M Panggabean menjadi Pangad bertempat di Mabad, Jakarta. Pada kesempatan itu Presiden menegaskan bahwa kalau dewasa ini ABRI secara aktif mengabdikan dirinya dalam berbagai segi kehidupan, tidaklah berarti ABRI haus kekuasaan, apalagi menyeleweng ke arah sistem diktaktor militer.

Sementara itu dalam amanat tertulisnya pada mukernas Pendidikan Tinggi Dakwah Islam (PTDI) se-Indonesia, Presiden Soeharto mengatakan bahwa suatu tekad yang mendesak dan yang akan jelas, baik dilihat dari semangat Islam maupun kebutuhan praktis masyarakat dewasa ini, adalah meningkatkan persatuan dan kesatuan, menyelesaikan program stabilisasi nasional dan persiapan memasuki tahap pembangunan yang akan datang serta menguatkan mental dan moral masyarakat. Tentang Islam sendiri dikatakan oleh Presiden bahwa kunci rahasia dari luasnya sinar Islam terletak pada iman, ilmu dan amal yang benar-benar dipegang teguh oleh pemimpin dan umat Islam. Masalahnya ialah bahwa pengertian iman itu baru dan hanya sampai pada “pernyataan lisan” saja. Inilah salah satu kelemahan masyarakat kita yang terbesar pada tahun-tahun terakhir ini, demikian Presiden Soeharto (AFR)



[1] Dikutip Langsung dari Buku Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973, hal. 17.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.