MENERIMA 30 KEPALA SUKU DAN DELAPAN WAKIL WANITA IRIAN BARAT
(Presiden Soeharto Menyerahkan Gong dan Bendera Merah Putih Kepada Masing-Masing Kepala Suku Irian Barat)[1]
RABU, 05 MARET 1969, Presiden Soeharto malam ini di Istana Negara menerima 30 orang kepala suku dan delapan wakil wanita Irian Barat. Dalam acara ramah tamah tersebut, Presiden di damping oleh Ibu Tien Soeharto, Menteri Dalam Negeri dan Ibu Amir Machmud, serta Pembantu Khusus Luar Negeri untuk urusan Irian Barat, Soedjarwo Tjondronegoro, SH. Dalam kata sambutannya, Presiden mengatakan bahwa kita harus membangun negara kita. Untuk itu kita harus membangun daerah kita sendiri, kabupaten kita sendiri, lingkungan kita sendiri, bahkan mulai dengan membangun kampung kita sendiri. Namun ini tidak berarti pembangunan kita bercerai berai karena ia merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dan untuk mencanangkan pembangunan di daerah-daerah di Irian Barat, Presiden Soeharto pada kesempatan itu telah menyerahkan sebuah gong kepada masing-masing kepala suku, disamping bendera merah putih dan foto Presiden sebagai kenang-kenangan.
Sementara itu, seorang kepala suku yang bertindak sebagai Ketua Gerakan Merah-Putih, dan juga mewakili kepala-kepala suku lainnya, membacakan sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Irian Barat adalah mutlak wilayah negara kesatuan RI. Pernyataan yang senada juga disampaikan oleh seorang wanita Irian Barat, yang dalam hal ini diwakili oleh Ny. Omin, seorang anggota-DPR-GR.