1970-02-12 Meninjau Banjir Jakarta & Dialog Dengan Warga

MENINJAU BANJIR JAKARTA TAHUN 1970

(Berdialog Dengan Penduduk Setempat: Pekerja Buruh Harian, Penimbun Jalan, Penjual Singkong, Penjual Kopi)[1]

KAMIS, 12 PEBRUARI, Dengan didampingi oleh Ketua Bappenas, Sekretaris Negara dan Sekretaris Kabinet, serta beberapa pejabat DKI Jakarta, Presiden Soeharto sore hari mengadakan peninjauan di beberapa tempat di Jakarta. Tempat-tempat yang ditinjau itu ialah daerah bekas banjir di Kramat Jati, Tanah Abang, Proyek Waduk Setiabudi, Pintu Air Pejompongan dan Manggarai, Rumah Sakit Yayasan Jakarta dan tanggul Tomang. Pada akhir eninjauannya Presiden mengingatkan bahwa karena sebagian Jakarta berada di bawah permukaan laut, maka bahaya banjir akan selalau ada. Oleh sebab itu Presiden meminta kepada masyarakat untuk melakukan tindakan preventif, seperti tidak membuang sampah sembarangan. Karena melihat banyak tanggul dijadikan tempat tinggal, maka ia mengharapkan agar yang tinggal di atas taggul dipindahkan secepat mungkin. Dalam peninjauan ini Presiden sempat juga berdialog dengan penduduk setempat yang bekerja sebagai buruh harian, penimbun jalan, penjual singkong, penjual kopi, dan lain-lain.

Pada hari ini juga pemerintah menganggap bahwa pelayanan-pelayanan terhadap hasrat ingin tahu masyarakat sudah cukup, oleh karena itu Kepal Bulog, AChmad Tirtosudiro, yang sedianya hari itu akan berbicara di dalam forum “Kita Ingin Tahu”, yang diselenggarakan oleh Laskar Ampera Arief Rachman Hakim, Jakarta, tidak jadi tampil sebagai pembicara.


[1] Dikutip Langsung dari Buku Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.