1970-02-25 Pemanfaatan Waduk Jatiluhur dan Perilaku Anggota ABRI

PEMANFAATAN WADUK JATILUHUR DAN PERILAKU KESEHARIAN ANGGOTA ABRI
(Anggota ABRI & Keluarganya Agar Tidak Kebut-Kebutan, Menggunakan Mobil Dinas, Membawa Senjata Api, Memakai Rok Mini dan Berambut Gondrong)[1]

RABU, 25 PEBRUARI Presiden bersama-sama Menteri PUTL, Ir Sutami, Mayjen Sutopo Yuwono, Kapolri Drs. Hugeng Imam Santoso, dan Brigjen. Sudjono Humardani, pagi ini membahas masalah pemanfaatan proyek pengairan Jatiluhur. Dalam pembicaran itu disinggung pula mengenai tugas-tugas rutin PUTL dalam pembangunan, masalah listrik dan juga pencurian listrik. Jatiluhur mempunyai kapasitas sebesar 700 juta KW dan yang telah digunakan sekarang baru 350 juta KW. Oleh karena itu dalam pertemuan ini telah dibahas bagaimana penggunaan sisa tenaga listrik yang 350 juta KW itu.

 Pukul 19.00 malam Menhankam Jenderal Soeharto menutup Commander’s Call ABRI di gedung KONI, Jakarta. Dalam amanatnya, Jenderal Soeharto sekali lagi menyerukan kepada anggota ABRI dan keluarganya untuk tidak hidup mewah. Mereka diminta agar menyesuaikankehidupan dan tingkah laku mereka dengan keadaan masyarakat, yang sebagian besar masih hidup dalam keadaan keprihatinan. Anggota ABRI juga diminta agar mengawasi anak-anak mereka dalam soal-soal seperti ngebut, mempergunakan mobil dinas, membawa senjata api, berambut gondrong; selain itu istri-istri ABRI diminta untuk tidak memakai rok mini.

Menyinggung tentang Pelita, Menhankam mengatakan bahwa Pelita tahun kedua tidak boleh terganggu karena adanya Pemilu. Dikatakan oleh Jenderal Soeharto bahwa pengalaman dalam tahun pertama Pelita I, tidak perlu mengecilkan hati dna harus dijadikan pengalaman untuk bekerja lebih baik lagi. Sehubungan dengan ini ia dengan tegas membantah bahwa Pelita I gagal.
Kepada segenap jajaran ABRI, Menhankam Jenderal Soeharto menginstruksikan untuk mengambil langkah-langkah yang perlu, antara lain dalam peningkatan konsolidasi hankam sebagai usaha menjadikan ABRI yang kompak, dan menghilangkan persaingan diantara angkatan.

____________________________

[1] Dikutip Langsung dari Buku Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.