Presiden Soeharto Memulai Incognito Ke Jawa Barat dan Jawa Tengah
(Pejabat Daerah Dihimbau Kompak dan Efektif Menunaikan Tugasnya)[1]
SENIN, 6 APRIL 1970, Presiden memulai kunjungan incognito ke Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kunjungan yang diadakan bertepatan dengan awal pelaksanaan tahun kedua Pelita I ini, merupakan inspeksi langsung Presiden Soeharto di daerah pedesaan. Tempat-tempat yang ditinjau hari ini adalah desa-desa Binong, Subang, Sindang, dan Kertasmaya, semuanya di Propinsi Jawa Barat. Di tempat-tempat tersebut Jenderal Soeharto berdialog dengan para petani, disamping melihat secara langsung pembangunan jalan, pengairan dan irigasi di pedesaan Jawa Barat itu. Malam ini Presiden bermalam di desa Tambi, sebuah desa di Indramayu, dan meninjau akibat banjir di sana.
Kepada para korban banjir di daerah tersebut Presiden menyumbang sebanyak 100 ton bahan makanan, selain obat-obatan dan vitamin. Ini masih ditambah lagi oleh Presiden dengan bantuan kredit sebesar tiga juta rupiah untuk pengembangan palawija di daerahn Jatibarang, kabupaten Indramayu. Pada waktu menyerahkan bantuan-bantuan tersebut Kepala Negara sempat secara tidak langsung mengkritik pejabat-pejabat di daerah itu, sebab setelah diperiksa ternyata ada penderita bencana banjir yang hingga kini baru menerima setengah kilogram beras, padahal bantuan Gubernur Jawa Barat sudah diserahkan tanggal 13 Maret yang lalu. Oleh karena itu Presiden mengharapkan agar bantuan yang diberikan itu bisa segera mencapai rakyat yang menderita.
Kepada para pejabat daerah-daerah yang ditemuinya, Presiden berpesan agar didalam menunaikan tugas, betul-betuk kompak dan efektif, terutama didalam pembinaan rakyat. Sebab bila tidak kompak, maka yang menjadi korban adalah rakyat, yaitu para petani sendiri. Para pejabat diminta oleh Presiden untuk membantu menyukseskan Bimas di daerahnya. Namun dipesankan agar pelaksanaan Bimas jangan sekali-sekali dipaksakan kepada rakyat. Rakyat seharusnya diberi bimbingan dan penerangan sehingga memahami tujuan Bimas yaitu untuk meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani.(AFR)