1971-03-1 Presiden Soeharto Terima BUTSI dan Pimpin Sidang Wanhamkamnas

Presiden Soeharto Terima BUTSI dan Pimpin Sidang Wanhamkamnas

(Pentingnya Pembangunan Hankamnas Selain Ekonomi)[1]

SENIN, 1  Maret 1971, Presiden Soeharto sangat menghargai kerelaan para sarjana untuk bekerja di pedesaan. Hal ini diungkapkan ketika ia menerima 30 orang sarjana yang mengikuti program Badan Urusan Tenagakerja Sukarela Indonesia (BUTSI) di Bina Graha hari ini. Pada kesempatan itu Presiden memberikan pengarahan-pengarahan kepada para peserta BUTSI tersebut. Dikatakan oleh Presiden bahwa rakyat di desa sangat memerlukan bimbingan dari tenaga ahli. Rakyat pedesaan perlu dibimbing untuk meningkatkan produksi dan penghasilan, dengan begitu kita dapat meningkatkan kemakmuran rakyat di desa-desa, yang merupakan mayoritas daripada bangsa kita. Demikian antara lain dikatakan Presiden.

Presiden Soeharto hari ini mengungkapkan bahwa ia akan memberikan sebuah kapal untuk Kalimantan Timur. Kapal tersebut akan dimanfaatkan untuk kepentingan pemerintah di sana, disamping untuk mengatasi kesulitan angkutan yang disebabkan oleh kurangnya sarana hubungan darat. Menurut rencana, kapal tersebut akan diserahkan kepada Gubernur Kalimantan Timur, A Wahab Sjachranic, di Jakarta dalam waktu dekat ini.

Sementara itu sebuah kapal dengan nama “Bintang 20”, sumbangan Presiden untuk Propinsi Sulawesi Utara, dalam waktu dekat akan tiba di pelabuhan Kendari. Kapal tersebut dipesan Presiden pada perusahaan galangan kapal di Tegal, Jawa Tengah.

Pagi hari Jenderal Soeharto dalam kapasitas sebagai Ketua Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional (Wanhamkamnas), memimpin sidang dewan tersebut. Dalam sidang yang berlangsung di Bina Graha itu zPresiden Soeharto memperingatkan bahwa kita tidak boleh sekali-kali melupakan dan mengabaikan pembangunan di bidang pertahanan dan keamanan nasional, meskipun Pelita memperioritaskan pembangunan di bidang ekonomi. Selanjutnya Presiden berbicara mengenai keberadaan dewan yang dipimpinnya. Ia mengatakan bahwa Wanhankamnas merupakan mimbar tempat para negarawan  senior dan para ahli militer Indonesia berjumpa. Perjumpaan tersebut adalah untuk menumbuhkan pengertian timbal balik mengenai fungsinga masing-masing dan membentuk kerangka kearifan dan kebijaksanaan tertinggi pertahanan dan keamanan nasional. Forum tersebut juga akan dapat membahas segala sumber kekuatan bangsa dan negara, demi kemantapan yang optimal bagi keselamatan dan kesejahteraan bangsa dan negara sesuai dengan semangat proklamasi 17 Agustus 1945. Demikian pandangan Jenderal Soeharto mengenai fungsi Wanhankamnas. (AFR)



[1] Dikutip Langsung dari Buku Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973, hal 309-310

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.