Buka Muktamar NU, Presiden Soeharto: Orientasi Parpol Bukan Kekuasaan, Tapi Pembangunan[1]
SENIN, 20 DESEMBER 1971, Presiden Soeharto meminta agar kegiatan dan struktur politik diberi arti dan fungsi yang lebih mendalam dalam hubungannya dengan pembangunan bangsa Indonesia. Menurut Presiden, pembaharuan struktur dan kehidupan politik adalah berdasarkan ketetapan MPRS yang mengharuskan adanya penyederhanaan kepartaian, organisasi massa, dan kekaryaan. Dijelaskan lebih jauh oleh Kepala Negara bahwa penyederhanaan tidak hanya mencakup jumlahnya, tetapi juga yang menyangkut pembaharuan sikap mental, serta pola berpikir dan tingkah laku. Dalam hubungan ini, Jenderal Soeharto mengharapkan agar politik tidak diorientasikan kepada kekuasaan semata-mata, tetapi kepada pembangunan. Oleh sebab itu ia mengharapkan partai politik dan Golkar hendaknya dapat mengambil langkah-langkah yang konstruktif. Dalam kaitan ini Presiden yakin bahwa Partai NU akan bisa memberi tanggapantanggapannya. Hal ini dikemukakannya dalam sambutan tertulis pada pembukaan Muktamar NU ke-25 di gedung Muallimat NU Wonokromo. Surabaya, hari ini. (WNR).
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973”, hal 394 Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003