Kunjungi Wellington, Presiden Soeharto Jelaskan Tapol Pulau Buru[1]
JUM’AT, 11 FEBRUARI 1972, Siang ini Presiden Soeharto menghadiri jamuan makan yang diselenggarakan oleh PM Selandia Baru John Marshall di Gedung Parlemen, Wellington. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa latar belakang sejarah dan kebudayaan antara kedua bangsa kita ini sangatlah berlainan, dan prioritas serta masalah nasional masing-masing juga berbeda, namun dengan adanya saling memahami, maka akan timbul saling pengertian. Dari sinilah, menurut Presiden, lahirnya persahabatan dan usaha untuk mengembangkan kerjasama. Dan, untuk inilah saya datang ke negeri ini, kata Presiden.
Setelah jamuan makan, Presiden Soeharto mengadakan konferensi pers di Wellington. Dalam konferensi pers ini ia menjelaskan tentang tahanan politik PKI yang sekarang berada di Pulau Buru. Dijelaskan bahwa jumlah tahanan politik yang ada sekarang kira-kira 10.000 orang dengan klasifikasi B. Bagi mereka yang berkeinginan hidup bersama sanak keluarga, maka keluarganya diperkenankan tinggal di Pulau Buru. Para tahanan itu tidak akan dihadapkan ke sidang pengadilan, karena sulitnya membuktikan kesalahan mereka.
Sore ini Presiden Soeharto beserta rombongan meninggalkan Wellington menuju Auckland, dengan diantar oleh PM Selandia Baru. Setibanya di Auckland, rombongan disambut oleh Walikota Sir Dove Myer Robinson. Kemudian diadakan resepsi penyambutan di Balaikota Auckland. Pada resepsi ini Presiden mengatakan bahwa ia mempunyai tugas lain dalam kunjungannya ke Selandia Baru ini, yaitu memetik pelajaran dari pengalaman dan mencari kunci suksesnya bangsa Selandia Baru. Pelajaran itu, jika telah disesuaikan dengan kondisi Indonesia, pasti akan lebih memperancar usaha-usaha bangsa Indonesia, yang sekarang baru mulai membangun ekonominya. Pada kesempatan ini juga, Presiden telah menyampaikan salam persahabatan dari 115 juta rakyat Indonesia kepada warga kota Auckland. (WNR).
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 28 Maret 1968-23 Maret 1973”, hal 415. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003