Presiden Soeharto Resmikan Gedung Joang 45
Pemugaran Gedung Bersejarah Alat Pelihara Kepribadian Bangsa [1]
SENIN, 19 AGUSTUS 1974, Pukul 09.00 pagi ini Presiden Soeharto meresmikan Gedung Joang 45 di Jalan Menteng Raya 31, Jakarta Pusat. Dalam sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa pemugaran kembali gedung dan tempat bersejarah merupakan alat yang penting untuk memelihara dan memperkokoh kepribadian bangsa yang merupakan bagian dan tujuan tersendiri pembangunan kita. Dalam langkah ini maka perjuangan kita tidak akan kehilangan jejaknya dari masa lampau dan membuat saling pengertian antar generasi, sehingga membuat perjuangan ini sebagai suatu proses yang utuh dan lengkap. Demikian antara lain dikatakan oleh Presiden Soeharto.
Siang ini Kepala Negara memberikan hadiah dan beramah tamah dengan guru-guru teladan tingkat nasional dan 52 orang anggota Paskibraka. Pada kesempatan itu Presiden mengamanatkan bahwa nilai-nilai Pancasila yang sampai sekarang masih belum kita dalami benar-benar, merupakan suatu tantangan yang harus segera kita cari jawabannya. Dikatakannya, mendalami Pancasila dan UUD 1945 tidak cukup dengan hanya mengetahui artinya saja. Tetapi yang lebih penting lagi dari itu adalah mendalami nilai-nilai falsafat tersebut, kemudian menerapkannya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
Pameran industri dalam negeri dibuka oleh Presiden Soeharto malam ini di Gedung Pola, Jakarta. Dalam pidato peresmian pameran itu, Kepala Negara menekankan bahwa kemerdekaan politik harus berjalan seiring dengan kemerdekaan ekonomi. Dilanjutkannya bahwa untuk itu semangat kebangsaan, jiwa patriotisme bukan hanya penting di bidang politik saja, melainkan juga harus dikembangkan dalam bidang-bidang lain, termasuk ekonomi. (AFR).
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 149. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.