Presiden Soeharto Menerima Raja dan Ratu Belgia[1]
SENIN, 21 OKTOBER 1974 Raja Boudewijn dan Ratu Fabiola dari Belgia tiba di Jakarta hari ini untuk memulai kunjungan kenegaraan di Indonesia. Di lapangan udara internasional Halim Perdanakusuma, tamu negara itu disambut oleh Presiden dan Ibu Soeharto, para menteri, pimpinan lembaga-lembaga tinggi negara, dan korps diplomatik. Tamu negara itu akan berada di Indonesia selama 13 hari.
Untuk menghormati kunjungan Raja Boudewijn dan Ratu Fabiola, malam ini Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan makan malam di Istana Negara. Dalam amanatnya Presiden Soeharto antara lain mengatakan bahwa kunjungan Raja dan Ratu Belgia ini akan menambah eratnya hubungan persahabatan, saling pengertian dan kerjasama antara kedua bangsa dan negara. Pada kesempatan itu, Presiden Soeharto juga mengatakan bahwa bangsa Indonesia tidak melupakan peranan Belgia dalam rangka komisi jasa-jasa baik PBB yang meratakan jalan kearah pengakuan internasional terhadap kemerdekaan Indonesia yang ketika itu baru diproklamasikan. Dikemukakan pula oleh Kepala Negara bahwa pembangunan yang sedang berlangsung di Indonesia sekarang ini juga mendapat bantuan dari Belgia melalui IGGI, bantuan teknis, bantuan pangan, penanaman modal dan lain-lain, yang kesemuanya mencerminkan kesediaan Pemerintah dan rakyat Belgia untuk menyertai bangsa Indonesia dalam membangun masa depannya.
Sementara itu, dalam pidato balasannya, Raja Boudewijn mengatakan bahwa dalam rangka kerjasama pembangungan melalui lembaga internasional, terutama MEE, Belgia sedang berusaha keras untuk memberikan kesempatan yang wajar bagi produk-produk Indonesia melalui perlakuan yang tidak berat sebelah. Ia juga menyambut dengan gembira adanya hubungan yang sangat erat antara Indonesia dan Belgia, baik dalam bidang politik, ekonomi maupun kebudayaan. Pada kesempatan itu ia memuji Presiden Soeharto yang dinilainya telah berhasil dalam memimpin negara sesuai dengan Pancasila menuju kearah kemajuan. (AFR)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 166-167. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.