1975-03-24 Presiden Soeharto Indonesianisasi Tenaga Perkayuan

Presiden Soeharto Indonesianisasi Tenaga Perkayuan

(Maulid Nabi dan Kerukunan Ummat Beragama)[1]

SENIN, 24 MARET  1975, DPP Masyarakat Perkayuan Indonesia (MPI) menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha pagi hari. Dalam pertemuan tersebut Kepala Negara meminta pengurus MPI, yang diketuai oleh Taswin A Natadininggrat, untuk membentuk dana. Dana tesebut disarankan Presiden agar dapat dipergunakan untuk membiayai industri perkayuan, disamping membiayai pendidikan bagi Indonesianisasi tenaga dalam bidang perkayuan. Kepala Negara mengingatkan agar  dalam hal ini usahawan perkayuan jangan semata-mata tergantung pada pemerintah, sebab pendidikan bidang perkayuan memerlukan dana yang besar. Ia menyarankan agar proses Indonesianisasi dalam bidang perkayuan perlu dipercepat untuk mengganti tenaga asing dengan tenaga-tenaga ahli dari bangsa sendiri.

Malam hari Presiden Soeharto menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan di Istana Negara. Dalam pidato sambutannya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa pendidikan agama bagi bangsa Indonesia sangat penting, karena masyarakat pancasilais merupakan masyarakat sosialitas yang relegius. Sifat relegius ini tidak akan bisa dihayati tanpa pendidikan agama. Ditambahkan pula oleh Presiden bahwa pendidikan agama juga berfungsi di dalam memupuk rasa hormat menghormati dan percaya mempercayai antara sesama umat beragama.

Dalam hubungan ini ia memperingatkan agar dalam berhubungan dengan orang-orang yang memeluk agama lain kita perlu menghindari kata-kata atau perbuatan yang menyinggung perasaan agama lain. Penyiaran agama harus diusahakan agar jangan sampai ditujukan kepada orang yang sudah beragama lain dari agama yang disiarkan itu. Maka dengan sikap dasar yang demikian akan terbina kerukunan hidup bangsa kita yang berlaianan agama dan kepercayaannya ini. Demikian antara lain dikatakan oleh Kepala Negara.  (AFR)


[1]  Dikutip Langsung dari Buku Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978, hal.227.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.