1975-09-15 Presiden Soeharto Menerima Petisi Penggabungan Timor Portugis

Presiden Soeharto Menerima Petisi Penggabungan Timor Portugis[1]

 

SENIN, 15 SEPTEMBER 1975 Presiden Soeharto hari ini menerima sepucuk surat dari pimpinan partai-partai politik yang ada di Timor Portugis, UDT (Uni Demokrasi Timor), Trabalista, dan Kota. Dalam surat yang berisikan petisi itu, pimpinan partai-partai tersebut menyatakan keinginan rakyat Timor Portugis untuk bergabung dengan Republik Indonesia. Demikian disampaikan oleh Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono kepada pers usai menghadap Kepala Negara di Bina Graha siang ini. Sudharmono juga memberitahukan sikap Presiden Soeharto dalam hal ini, yaitu bahwa kalau benar rakyat Timor Portugis mau bergabung dengan Indonesia dan bila keinginan itu sesuai dengan undang-undang yang berlaku, maka Indonesia akan menerimanya  dengan baik.

Sementara itu, sehubungan dengan memuncaknya situasi di daerah perbatasan dengan Timor Portugis, hari ini Presiden Soeharto memanggil Gubernur Nusa Tenggara Timur untuk menghadapnya. Gubernur El Tari dipanggil melalui Menteri Dalam Negeri Amirmachmud. (AFR).



[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 285. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.