Presiden Soeharto Bahas Pelaksanaan Proyek-Proyek Inpres
(Proyek Inpres Perlu Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi dan Simplikasi)[1]
KAMIS, 25 MARET 1976, Di Istana Merdeka pagi ini Presiden Soeharto menerima Menteri PAN/Wakil Ketua Bappenas, Sumarlin, Menteri Keuangan, Ali Wardhana, dan Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri, Suprapto, dan Asisten Intel/Hankam, Mayjen. Benny Murdani. Dalam pertemuan itu telah dibahas lebih lanjut pelaksanaan proyek-proyek Inpres sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kepala Negara beberapa hari yang lalu. Kepada pejabat-pejabat tersebut Presiden menegaskan bahwa proyek-proyek Inpres memerlukan pengaturan yang baik, sehingga dapat diciptakan koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi.
Di tempat yang sama, kemudian Presiden Soeharto selama setengah jam menerima Direktur GIA, Wiweko Supono SE. Ia menghadap kepala Negara untuk melaporkan tentang dua pesawat DC-10 yang baru saja dibeli oleh perusahaan yang dipimpinannya itu. Pesawat yang masing-masingnya bernilai US$ 30 juta dan diberi nama “Irian Jaya” dan “Jawa Dwipa” itu akan menerbangi jalur Eropa.
Siang ini, juga di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima para peserta Rapim ABRI. Dalam amanatnya kepada 229 peserta Rapim tersebut, Kepala Negara telah menekankan pada pentingnya peranan ABRI didalam pengamanan pemilihan umum yang akan datang. (AFR)