Presiden Soeharto: Pengembangan Wisata Harus Dalam Keseluruhan Arah Pembangunan[1]
SENIN, 13 DESEMBER 1976, Presiden Soeharto mengingatkan bahwa keinginan untuk menarik wisatawan sebanyak-banyaknya kemari haruslah tetap kita letakkan dalam keseluruhan arah dan tujuan pembangunan nasional. Kepentingan nasional kita yang penting dan perlu kita perkuat dalam jangka panjang tidak boleh kita korbankan hanya untuk mengejar besarnya jumlah wisatawan saja
Lebih jauh ditegaskan Presiden bahwa dalam usaha menarik wisatawan secara besar-besaran kita harus menjaga agar penerbangan nasional tetap hidup, agar hotel-hotel nasional tetap berdiri, agar industri nasional tidak mati, agar biro-biro perjalanan nasional tetap berjalan, agar pengrajin-pengrajin kecil tetap subur, agar kebudayaan nasional kita tidak hilang, dan keamanan nasional tetap terpelihara. Juga diingatkannya bahwa setiap tindakan atau langkah kita dalam zaman yang serba maju sekarang ini tentu saja mengandung risiko: risoko ini harus kita perhitungkan dan kita atasi.
Demikian antara lain dikatakan oleh Kepala Negara dalam sambutan tertulisnya, yang dibacakan oleh Menteri Negara Ekiun/Ketyua Bappenas Widjojo Nitisastro, pada pembukaan Seminar Pengembangan Industri Pariwisata Indonesia di Hotel Sahid Jaya, Jakarta, hari ini. Upacara pembukaan seminar ini kemudian diteruskan dengan pameran produksi periwisata yang dibuka oleh Ibu Soeharto. Hadir dalam pembukaan seminar dan pameran ini antara lain Irjenbang E Sukasah Somawidjaja, bekas Menteri Perhubungan dan Duta Besar untu Belgia, Drs Frans Seda, Ketua Kadin Indonesia Sutowo Sukendar, dan Pejabat-pejabat lainnya. (WNR).
[1] Dikutip langsung dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 419. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003