Presiden Soeharto Menerima Emil Salim dan Menteri Minyak Kuwait[1]
SENIN 12 SEPTEMBER 1977 Menteri Perhubungan Emil Salim hari ini menghadap, Presiden Soeharto di Bina Graha, untuk melaporkan persiapan-persiapan mengenai angkutan lebaran. Selesai pertemuan, Emil Salim mengatakan kepada pers bahwa Presiden Soeharto memesankan agar kepentingan rakyat-banyak dijaga dengan sebaik-baiknya, dan jangan sampai dirugikan oleh angkutan umum, selama lebaran ini. Menteri menjelaskan bahwa menjelang lebaran ini sarana angkutan umum dikerahkan semaksimal mungkin, namun hal tersebut belum dapat menjamin dipenuhinya kebutuhan rakyat akan sarana angkutan.
Bertempat di Cendana hari ini, Presiden Soeharto menerima Menteri Minyak Kuwait, Abdel Muthalib Al Kazemi, yang didampingi oleh Menteri Pertambangan M Sadli, Menteri/Sekretaris Negara Sudharmono, dan Direktur Utama Pertamina, Piet Haryono. Setelah pertemuan, Menteri Minyak Kuwait mengatakan bahwa kata akhir mengenai keikutsenaan modal Kuwait dalam pembangunan kilang minyak yang berkapasitas 200.000 barrel per hari di Pulau Batam diharapkan akan dapat dicapai dalam pembicaraan antara Presiden Soeharto dan Emir Kuwait, pada waktu Kepala Negara Indonesia berkunjung ke Kuwait bulan depan. Keikutsertaan modal Kuwait akan merupakan langkah pertama bagi kerjasama antara Kuwait dan Indonesia dalam pembangunan proyek semacam itu. Diharapkan bahwa langkah pertaima ini akan membawa keuntungan bagi kedua negara. (AFR).
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 536. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.