Presiden Soeharto Instruksikan Kapolri Tanggulangi Kriminalitas[1]
KAMIS, 6 OKTOBER 1977 Presiden Soeharto hari ini menerima Kapolri Jenderal (Pol) Drs. Widodo Budidarmo di Bina Graha. Dalam pertemuan itu, Kapolri telah melaporkan hasil kunjungannya menghadiri Konferensi Interpol di Stockholm, Swedia, pada bulan Agustus sampai September 1977 yang lalu. Dalam pertemuan itu pula, Presiden menginstruksikan kepada Kapolri untuk segera menanggulangi masalah kriminalitas, khususnya di daerah Jakarta yang pada akhir-akhir ini meningkat. Juga diminta agar ia segera memperbaiki citra Polri dalam masyarakat.
Menurut Kapolri pandangan masyarakat terhadap polisi sudah agak baik, tetapi perlu ditingkatkan lagi lebih lanjut. Tindakan-tindakan kriminal yang pada akhir-akhir ini meningkat disebabkan oleh masalah sosial seperti pengangguran, putus sekolah, nafsu kebendaan dan sebagainya. Khususnya di Jakarta telah timbul berbagai tindakan yang dapat digolongkan sebagai “mafia” yaitu orang-orang yang melakukan pemerasan di hotel-hotel, klub-klub malam dan lain sebagainya. Dalam hubungan ini pihaknya telah mengambil tindakan, antara lain dengan melakukan razia-razia. Hasilnya, telah disitanya 329 pucuk senjata api di Jakarta dan daerah-daerah lain (AFR).
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 27 Maret 1973-23 Maret 1978”, hal 548-549. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta, Tahun 2003.