Presiden Soeharto Membuka Kongres Produktivitas Dunia[1]
SENIN, 14 APRIL 1986 Bertempat di Istana Negara, jam 09.00 pagi ini Presiden Soeharto membuka Kongres Produktivitas Dunia ke-5. Dalam kata sambutannya, Presiden antara lain mengatakan bahwa Indonesia meletakkan masalah produktivitas dalam kerangka pemikiran pembangunan nasionalnya. Meletakkan masalah produktivitas diluar konteks masyarakat tampaknya keliru dan mungkin menimbulkan masalah-masalah yang justru menggagalkan usaha-usaha mencapai tujuan-tujuan bersama. Pokok persoalannya adalah bagaimana menerapkan dasar-dasar produktivitas secara tepat dalam konteks masyarakat, khususnya masyarakat yang sedang membangun.
Kepala Negara mengatakan bahwa produktivitas sebagai kekuatan penggerak pembangunan dapat memacu berbagai sektor penting. Pertama, memacu kualitas kegiatan dan pelayanan pemerintahan beserta aparaturnya, karena di negara-negara yang sedang membangun peranan pemerintah dalam pembangunan sangatlah besar. Kedua, memacu dunia usaha swasta dan para wiraswasta dalam meningkatkan efisiensi serta mutu barang dan jasa yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketiga, memacu pengelola lembaga-lembaga internasional untuk memantau dan mengevaluasi produk-produk pada tingkat dunia maupun pada tingkat regional. Dan keempat, memacu para pekerja untuk meningkatkan produktivitas kerjanya.
Akhirnya Kepala Negara berharap agar kerjasama antar bangsa dalam meningkatkan produktivitas ini benar-benar dapat menjadi kenyataan, tanpa terhalang oleh perbedaan ideologi, sistem politik maupun sistem sosial yang dianut masing-masing bangsa. Hanya dengan cara demikian masyarakat-masyarakat dunia dapat saling membangun untuk memajukan dirinya masing-masing dan bersama-sama memajukan seluruh masyarakat dunia. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 16 Maret 1983 – 11 Maret 1988”, hal 453. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003