1988-04-11 Presiden Soeharto Membuka Sidang Komisi Ekonomi dan Sosial Asia – Pasifik

Presiden Soeharto Membuka Sidang Komisi Ekonomi dan Sosial Asia – Pasifik [1]

 

SENIN, 11 APRIL 1988 Pukul 10.00 pagi ini Presiden Soeharto membuka Sidang ke-44 Komisi Ekonomi dan Sosial untuk Asia dan Pasifik PBB (ESCAP) yang berlangsung di Balai Sidang, Jakarta. Pertemuan ini merupakan sidang kedua yang pernah diselenggarakan oleh lembaga internasional itu di Indonesia.

Dalam kata sambutannya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa setelah mencapai kemajuan-kemajuan awal dalam pelaksanaan pembangunan sejak Repelita I sampai Repelita IV sekarang ini, maka dalam Repelita V dan Repelita-repelita selanjutnya Indonesia bertekad untuk meningkatkan .secara terus menerus kualitas manusia dan kualitas masyarakat Indonesia. Tekad itu sejalan dengan pengembangan sumber daya, insani yang menjadi tema dari pertemuan ESCAP kali ini. Oleh karena itu Indonesia menaruh perhatian yang besar dan berkepentingan secara langsung terhadap sidang ini.

Selanjutnya dikatakan oleh Presiden bahwa ekonomi dunia dewasa ini masih saja ada dalam keadaan pancaroba yang acapkali berubah secara mendadak dan tetap saja tidak menentu. Dalam keadaan yang demikian, kesulitan bertambah lagi karena merosotnya harga komoditi primer, berubah-ubahnya nilai tukar mata uang beberapa negara industri utama dan tetap tingginya tingkat bunga. Perdagangan Negara-negara berkembang masih mengalami kesulitan karena kebijaksanaan proteksionisme sejumlah negara industri maju yang sangat menghambat pertumbuhan. ekonomi negara-negara yang sedang membangun. Kesulitan sejumlah negara berkembang. ditambah lagi dengan masalah pembayaran kembali pinjaman luar negeri.

Dalam hubungan ini, Kepala Negara menegaskan bahwa. usaha untuk menggairahkan kembali perekonomian dunia menuntut adanya langkah-­langkah nyata kearah pembentukan tata ekonomi dunia baru yang telah disepakati pada permulaan 1970an. Untuk itu harus ada kemauan politik semua negara untuk menempuh langkah-langkah seperti yang tercantum dalam Strategi Pembangunan Internasional untuk Dasawarsa Pembangunan PBB Ketiga.

Karena itu, demikian Presiden, kerjasama multilateral tetap memegang peranan penting dalam hubungan antar negara dan antar bangsa. Dalam hubungan inilah kita mendukung usaha-usaha untuk lebih melonggarkan perdagangan hasil-hasil tropis dan pertanian yang sedang dilakukan dalam kerangka Persetujuan Umum tentang Bea Masuk dan Perdagangan (GAlT). Demikian pula kita menyambut baik hasil Sidang Konferensi tentang

Perdagangan dan Pembangunan PBB (UNCTAD) yang diadakan pada bulan Juli tahun lampau di bidang komoditi primer, serta prospek bahwa Dana Bersama akan dapat beroperasi dalam waktu tidak terlalu lama lagi. Kemajuan-kemajuan ini menyangkut kepentingan banyak negara anggota ESCAP sebagai penghasil dan pengekspor hasil-hasil pertanian dan komoditi primer lainnya, demikian ditandaskan Presiden. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 17-18. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.