Memperingati Harkitnas, Presiden Soeharto: Wawasan Kebangsaan Bukan Berarti Menutup Diri Dari Luar [1]
JUM’AT, 20 MEI 1988 Presiden dan Ibu Soeharto pada jam 09.00 pagi ini menghadiri acara peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang diadakan di Balai Sidang, Jakarta. Dalam kata sambutannya, Kepala Negara antara lain mengingatkan bahwa dengan wawasan kebangsaan tidak berarti kita menutup diri dari luar. Dikatakannya bahwa ada nilai-nilai dari kebudayaan lain, ada nilai-nilai dari luar, yang dengan sadar harus kita serap agar kita mampu berkembang menjadi bagian yang bertanggungjawab dari kebudayaan umat manusia di zaman ini dan di zaman-zaman yang akan datang. Diantara nilai-nilai dari luar itu adalah asas-asas organisasi modern serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih jauh dikemukakan Presiden bahwa sejarah kita menunjukkan bahwa kita adalah bangsa yang mampu menyerap nilai-nilai dari luar. Bukan untuk menghilangkan nilai-nilai kita sendiri yang luhur, bukan untuk menghilangkan kepribadian kita, melainkan untuk memperkaya nilai-nilai luhur kita sendiri dan menjadikan kita bangsa yang sanggup mengejar kemajuan.(DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 27. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003