Presiden Soeharto Menerima PM Spanyol [1]
SENIN, 23 MEI 1988 Perdana Menteri Spanyol, Felipe Gonzalez, diterima Presiden Soeharto dalam suatu upacara penyambutan kebesaran militer di halaman Istana Merdeka pagi ini. PM Gonzalez dan rombongan yang memulai kunjungan resminya hari ini, sebenarnya telah berada di Indonesia sejak kemarin siang. Kemarin, dari lapangan udara Halim Perdanakusuma, ia langsung berangkat ke Pulau Pantara Timur, Kepulauan Seribu, untuk beristirahat.
Selesai memeriksa barisan kehormatan, PM Gonzalez pagi ini melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Ruang Jepara, Istana Merdeka. Kemudian, di ruang kerja Presiden, dilangsungkan pembicaraan resmi antara kedua kepala pemerintahan itu. Pada saat yang bersamaan berlangsung pula pembicaraan tingkat menteri antara kedua belah pihak.
Dalam pembicaraan yang bersahabat, PM Gonzalez menyatakan keinginan Spanyol yang sungguh-sungguh untuk meningkatkan kerjasama, khususnya dalam bidang ekonomi, dengan Indonesia. PM Gonzalez menawarkan agar Indonesia mengirimkan tenaga pertaniannya ke Spanyol guna mempelajari perkembangan pertanian. Tawaran ini disambut baik oleh Presiden Soeharto yang menilainya sebagai kesempatan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi buah dan sayur-sayuran. Presiden bahkan mengharapkan agar tawaran tersebut dapat dimanfaatkan pula untuk mempelajari teknologi pascapanen.
Sementara itu dalam pembicaraan tingkat menteri, Spanyol menawarkan sejumlah kerjasama, antara lain dalam pembuatan kapal laut. Dalam hubungan ini pihak Indonesia menyatakan bahwa Indonesia memiliki 44 galangan kapal, dan mengharapkan agar tawaran itu dapat diterapkan terhadap galangan kapal selain PT PAL yang terletak Surabaya itu. Selain bidang kelautan, Spanyol juga menawarkan kerjasama dalam bidang telekomunikasi, listrik, dan batubara.
Bertempat di Istana Negara, malam ini Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan jamuan makan malam kenegaraan untuk menghormat kunjungan PM Gonzalez dan rombongan di Indonesia. Dalam kata sambutannya, Presiden Soeharto mengatakan bahwa kunjungan PM Gonzalez mempunyai arti penting bagi kedua bangsa dan negara. Dikatakannya bahwa kunjungan yang singkat ini telah mempertebal kepercayaan kedua negara dalam mempererat lagi tali persahabatan, memperdalam saling pengertian dan meningkatkan kerjasama.
Selanjutnya Presiden menjelaskan tentang pembangunan yang sedang berlangsung di Indonesia sekarang ini. Antara lain dikatakannya bahwa dalam pelaksanaan pembangunan itu, Indonesia harus membangun industri yang kuat dengan dukungan pertanian yang tangguh. Dalam perjalanan sampai sekarang, demikian Presiden Soeharto, Indonesia bersyukur karena telah dapat mencapai sukses-sukses awal. Pelajaran penting yang dipetik Indonesia dari pengalaman pembangunan selama ini adalah bahwa membangun suatu bangsa tidak akan sepi dari ujian dan tantangan. Pengalaman selama ini juga mempertebal keyakian Indonesia sejak semula, bahwa pada akhirnya tanggungjawab pembangunan itu berada di pundak rakyat Indonesia sendiri.
Lebih jauh dikatakan oleh Kepala Negara bahwa pembangunan juga mengharuskan Indonesia membangkitkan segala kekuatan kreatif yang ada dalam tubuh bangsa Indonesia sendiri. Bangkitnya kekuatan-kekuatan kreatif inilah yang membuat Indonesia dapat segera mengadakan penyesuaian dan mengambil langkah-Iangkah yang perlu guna menghadapi tantangan baru, sehingga Indonesia memiliki ketahanan ekonomi dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia yang terasa berlangsung secara berkepanjangan.(DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 27-28. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003