Menerima Rapim ABRI, Presiden Soeharto: Aspirasi Rakyat Tidak Tersalurkan, Sumber Kerawanan[1]
SENlN, 8 AGUSTUS 1988 Bertempat di Istana Negara, pada jam 09.00 pagi ini, Presiden Soeharto menerima para peserta Rapat Pimpinan ABRI 1988. Rapim ABRI yang telah berlangsung dari tanggal 4 hingga 6 Agustus ini merupakan Rapim pertama yang semua pesertanya terdiri atas Generasi Penerus.
Dalam kata sambutannya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa kita merasa lega karena sampai sekarang pembangunan di berbagai segi kehidupan bangsa kita mengalami kemajuan-kemajuan yang membesarkan hati. Tetapi, demikian Presiden, kita juga menyadari bahwa aspirasi dan harapan rakyat juga terus meningkat, sejalan dengan kemajuan pembangunan yang berhasil kita capai.
Dalam hubungan ini Kepala Negara kembali mengingatkan bahwa aspirasi dan harapan rakyat tadi harus mendapatkan saluran yang sebaik-baiknya agar menjadi kekuatan pendorong bagi kemajuan pembangunan. Sebab, apabila aspirasi dan harapan itu tidak tersalur dengan baik, maka tidak mustahil dapat menjadi sumber kerawanan yang tidak menguntungkan bagi proses tinggal landas. Karena itu penting sekali kematangan dan kearifan kita dalam mengembangkan konsep stabilitas nasional yang dinamis.(DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 59-60. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003