Peringati Hari ABRI, Presiden Soeharto: Kita Harus Berani Mengatakan yang Benar Adalah Benar dan yang Salah adalah Salah [1]
RABU, 5 OKTOBER 1988 Pagi ini Presiden Soeharto bertindak sebagai Inspektur Upacara pada upacara peringatan Hari ABRI ke-43 yang berlangsung di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta. Dalam amanatnya, Presiden antara lain mengatakan bahwa sejarah dan pertumbuhan bangsa kita sejak proklamasi kemerdekaan penuh dengan ujian yang besar dan berat. Semuanya itu kita anggap sebagai bagian dari perkembangan dan pertumbuhan bangsa kita, agar kita dapat menjadi bangsa yang kukuh kuat. Karena itulah kita harus mengambil pelajaran yang sebaik-baiknya dan sebijaksana-bijaksananya dari semua pengalaman sejarah kita masa lampau.
Dikatakannya pula, kita harus berani mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah. Dengan mengatakan yang benar adalah benar, kita akan dapat terus melanjutkannya dengan penuh keyakinan. Dengan mengatakan yang salah adalah salah, kita akan dapat menghindarkan kesalahan yang sama dengan penuh kesadaran. Dengan sikap itu pelajaran yang kita petik dari sejarah masa lampau akan memberi makna yang positif bagi kita semua, bukan menjadi beban yang berkepanjangan. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 77. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003