Membuka Kongres PWI, Presiden Soeharto: Pertimbangan Komersial Mengalahkan Idealisme, Pers Memasuki Daerah Bahaya [1]
SENIN, 28 NOVEMBER 1988 Sebelumnya (sebelum meresmikan kilang elpiji di Bontang) pagi ini, Presiden dan Ibu Soeharto menghadiri upacara pembukaan Kongres PWI ke-18 yang dilangsungkan di Samarinda. Dalam amanatnya, Presiden mengingatkan agar pers dapat menjaga martabat, kewibawaan dan kepercayaan yang dilimpahkan masyarakat kepadanya. Jika pertimbangan-pertimbangan komersial mengalahkan idealisme, maka pers memasuki daerah yang berbahaya, ialah akan menjadi pers sensasional Dikatakannya bahwa perkembangan yang demikian akan sangat merugikan jalannya pembangunan, disamping merugikan pers nasional sendiri.
Karena itu kalangan pers diminta oleh Kepala Negara untuk menjaga diri agar pers nasional berkembang menjadi pers yang sehat, bebas, dan bertanggungjawab. Diingatkannya bahwa tanggungjawab itu terasa bertambah besar karena di tahun-tahun yang akan datang kehidupan dan pembangunan bangsa kita akan memasuki tahap yang penting dan menentukan. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 93-94. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003