1989-03-23 Presiden Soeharto Meresmikan Tiga Buah PLTA: Cirata, Sengguruh, Mrica

Presiden Soeharto Meresmikan Tiga Buah PLTA: Cirata, Sengguruh, Mrica [1]

 

KAMIS, 23 MARET 1989 Di Mrica, Banjarnegara, Jawa Tengah, hari ini Presiden Soeharto meresmikan tiga buah PLTA, yang masing-masingnya terletak di Cirata (Jawa Barat), Sengguruh (Jawa Timor), dan Mrica. Pada acara peresmian yang juga dihadiri oleh Ibu Tien Soeharto itu PLTA Mrica sekaligus diberi nama baru, PLTA Panglima Besar Soedirman.

Dalam amanatnya, Presiden mengatakan bahwa sejak Repelita I sampai akhir Repelita IV sekarang ini, penyediaan listrik telah melonjak lebih dari 16 kali. Dikatakannya bahwa listrik telah makin banyak mengalir ke rumah-rumah hingga sekarang mencapai lebih dari sembilan juta langganan. Listrik juga telah memasuki lebih dari 18 ribu desa, menggerakkan kegiatan ekonomi dan industri pedesaan. Tidak kurang dari 4,5 juta keluarga yang tersebar di desa-desa kita sekarang telah menikmati manfaat tenaga listrik.

Tentang pembangunan ketiga PLTA yang diresmikan itu, Kepala Negara mengatakan bahwa proyek-proyek tersebut mencatat pula kemajuan bangsa Indonesia dalam penguasaan teknologi rancang bangun dan konstruksi bendungan dan PLTA. Secara bertahap, demikian Presiden, kita berperan makin besar dalarn membangun bendungan dan pusat-pusat tenaga listrik. Bahkan sampai kapasitas tertentu seluruh pembangunannya telah dapat dilaksanakan oleh tenaga Indonesia sendiri, seperti PLTA Sengguruh.

Setelah meresmikan ketiga PLTA itu, Kepala Negara mengadakan temuwicara dengan pemuda nelayan dan pelanggan listrik PLTA Panglima Besar Soedirman. Pada kesempatan itu Presiden menyingkapkan kemungkinan adanya sisa-sisa PKI yang memberikan penerangan yang tidak benar kepada masyarakat Kedungombo, sehingga mereka kini menderita akibat menolak dipindahkan ke tempat lain yang disediakan oleh pemerintah. Dikatakannya bahwa ia mengetahui keadaan Kedungombo, karena ia pemah menjadi panglima divisi di Jawa Tengah dan komandan resimen di Solo. Menurut Kepala Negara, daerah itu dulu merupakan basis PKI. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 144-145. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.