1989-04-12 Presiden Soeharto Menerima Surat Kepercayaan Dubes Brunei, Perancis dan Menerima Telpon Pangeran Sihanouk

Presiden Soeharto Menerima Surat Kepercayaan Dubes Brunei, Perancis dan Menerima Telpon  Pangeran Sihanouk [1]

 

RABU, 12 APRIL 1989 Pukul 09.00 pagi ini, dalam suatu upacara di Istana Merdeka, Presiden Soeharto menerima Surat kepercayaan Duta Besar baru Brunei Darussalam, Dato Paduka Awang Haji Yahya bin Haji Harris. Dalam pidato balasan alas pidato penyerahan surat kepercayaan oleh Duta Besar Brunei itu, Kepala Negara mengharapkan Brunei Darussalam dapat terus memainkan peranannya demi terwujudnya Asia Tenggara yang stabil dan damai. Dikatakan oleh Presiden bahwa Brunei Darussalam selama ini telah berperan aktif dalam ASEAN. Kepemimpinan Brunei Darussalam sebagai Ketua Panitia Tetap ASEAN merupakan sumbangan yang besar bagi terwujudnya tujuan dan meningkatnya kerjasama antara sesama anggota ASEAN.

Pagi ini, di tempat yang sama, Kepala Negara juga menerima surat kepercayaan dari Duta Besar Prancis yang baru, Patrick O’Cornesse. Menerima surat kepercayaan tersebut, Kepala Negara mengatakan bahwa pembangunan nasional yang dilaksanakan Indonesia hanya akan berjalan lancar jika didukung oleh situasi dunia yang damai. Karena itu, demikian Presiden, Indonesia berusaha sekuat tenaga untuk memberikan sumbangan bagi terwujudnya perdamaian dunia. Dalam kaitan ini Kepala Negara mengharapkan agar persamaan-persamaan yang dimiliki kedua negara dalam berbagai aspek hubungan internasional juga dapat memberikan sumbangan bagi terwujudnya dunia yang damai.

Lebih jauh dikemukakannya bahwa dalam rangka mewujudkan dunia yang damai, adil dan sejahtera itu pulalah Indonesia bersama negara-negara anggota ASEAN lainnya membantu mencari penyelesaian masalah Kamboja. Dalam hubungan ini Presiden berharap agar usaha-usaha yang juga dilakukan oleh Prancis dapat saling mengisi sehingga akan mempercepat berakhirnya penderitaan rakyat Kamboja.

Presiden Soeharto telah menerima telegram dari pemimpin Kamboja, Pangeran Sihanouk, yang meminta agar Jakarta dapat dijadikan tempat pertemuan Sihanouk dengan Perdana Menteri Negara Kamboja, Hun Sen. Menurut rencana, pertemuan itu akan dilaksanakan pada awal bulan depan Demikian diungkapkan oleh Menteri/Sekretaris Negara, Moerdiono, hari ini. Dikatakannya pula bahwa Presiden dengan gembira menyetujui Jakarta menjadi tempat pertemuan itu. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 151-152. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.