Menerima Peserta Rapim ABRI, Presiden Soeharto: Generasi Penerus Jangan Sampai Berkurang Kemampuannya [1]
KAMIS, 10 AGUSTUS 1989 Pada jam 09.00 pagi ini, bertempat di Istana Negara, Presiden Soeharto menerima 140 peserta Rapim ABRI. Dalam kata sambutannya, Kepala Negara mengatakan bahwa Indonesia tidak boleh mengabaikan pembangunan kekuatan pertahanan dan keamanan untuk membela diri terhadap setiap ancaman dari manapun datangnya. Namun pembangunan kekuatan itu terbatas untuk tujuan defensif, dan hanya sepanjang diperlukan untuk menghadapi kemungkinan ancaman yang bisa timbul.
Kita membangun kekuatan pertahanan keamanan ini dalam rangka wawasan ketahanan nasional, yang tidak hanya dilandaskan kepada kekuatan militer saja, tetapi juga kepada kekuatan ideologi, kekuatan politik, kekuatan ekonomi dan kekuatan sosial budaya. Selain itu kita sadar bahwa kekuatan militer belaka tidaklah mampu menyelesaikan seluruh masalah pertahanan keamanan.
Lebih jauh dikemukakan Kepala Negara bahwa ABRI perIu mengembangkan dan meningkatkan kemampuan profesionalnya, baik dalam bidang pertahanan keamanan maupun dalam bidang sosial politik. ABRI yang sekarang terdiri dari Generasi Penerus jangan sampai berkurang kemampuannya dalam menangani masalah-masalah nasional yang semakin kompleks, dibanding dengan ABRI dari Generasi Pembebas. Tantangan yang dihadapi oleh ABRI di masa datang akan berbeda dari yang pernah dihadapi Generasi 45. Dan hal itu haruslah dihadapi secara kreatif dan dinamis. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 195-196. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003