Presiden Soeharto Mengadakan Pembicaraan dengan Presiden Yugoslavia[1]
SENIN, 4 SEPTEMBER 1989 Sore ini Presiden Soeharto juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Yugoslavia, Janez Drnovsek. Pada kesempatan itu Presiden Drnovsek menyatakan sangat menghargai partisipasi Indonesia dalam KTT karena lndonesia merupakan salah satu negara pendiri Gerakan Non-Blok.
Sementara itu Presiden Soeharto kembali menegaskan sikap dasar Indonesia dalam menghadapi berbagai perubahan dan tantangan yang dihadapi negara-negara non-blok. Dikatakannya bahwa masalah-masalah global harus dapat dipecahkan secara global. Dalam hubungan ini Presiden Soeharto menekankan pada perlunya dialog Utara-Selatan, tetapi untuk itu Selatan harus berbobot. Presiden Soeharto mengemukakan pendapatnya bahwa untuk itu kerjasama Selatan-Selatan harus ditingkatkan agar tidak menimbulkan kesan bahwa Selatan hanya pandai menuntut dan meminta-minta. Ditegaskannya bahwa dialog Utara-Selatan perlu tidak hanya bagi kepentingan Selatan, tetapi juga untuk kepentingan Utara, karena negara-negara industri tidak bisa hidup sendirian saja. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 205-206. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003