1989-09-06 Arafat Menyatakan Terharu dan Berterima Kasih Atas Pidato Presiden Soeharto dalam KTT Non-Blok

Arafat Menyatakan Terharu dan Berterima Kasih Atas Pidato Presiden Soeharto dalam KTT Non-Blok [1]

 

RABU, 6 SEPTEMBER 1989 Hari ini di Sava Centre, Beograd, Presiden Soeharto mengadakan serangkaian pembicaraan dengan tujuh pemimpin Gerakan Non-Blok. Ketujuh pemimpin tersebut adalah Presiden Tunisia Zine Abedin Ben AU, PM Yugoslavia Ante Markovic, Presiden Sudan Letjen Omar Ahmed el-Basir, Raja Nepal Birendrabir Bikram Shah Dev, Presiden Siprus George Vassiliou, PM Korea Utara Yon Hyong Muk dan PM India Rajiv Gandhi. Dalam rangkaian pertemuan yang berlangsung dari pagi hingga tengah hari itu telah dibahas pelbagai masalah bilateral, regional dan internasional yang menjadi kepentingan bersama.

Diantara kepala negara atau kepala pemerintahan yang diterima oleh Presiden Soeharto pada sore dan malam ini adalah Presiden Palestina, Yasser Arafat. Kepada Presiden Soeharto, Arafat menyatakan terharu dan berterima kasih atas pidato Presiden Soeharto dalam KTT Non-Blok karena isi pidato tersebut mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Presiden Soeharto menegaskan kepada Yasser Arafat bahwa Indonesia sejak semula mendukung perjuangan rakyat Palestina secara tulus, karena hal ini sesuai dengan Mukadimah UUD 1945 yang menyebutkan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh karena itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Presiden juga mengatakan bahwa Indonesia sudah siap jika Palestina ingin membuka kedutaan besarnya di Jakarta. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 207-208. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.