Presiden Soeharto Meresmikan 158 Industri Pengolahan Kayu dan Barang Jadi Rotan [1]
RABU, 27 SEPTEMBER 1989 Hari ini di Semarang, Presiden Soeharto meresmikan 158 buah pabrik industri hilir pengolahan kayu dan barang jadi rotan. Pabrik-pabrik tersebut tersebar di 19 provinsi di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.
Dalam amanatnya Kepala Negara mengatakan bahwa kekayaan alam berupa kayu dan rotan harus kita olah di dalam negeri agar memberi nilai tambah yang sebesar-besarnya, agar memberi manfaat yang seluas-luasnya bagi masyarakat kita. Limbah kayu dan rotan juga harus kita olah agar dapat menjadi barang jadi. Untuk itu kita harus mengembangkan industri hilir pengolahan kayu dan rotan, baik yang besar maupun yang kecil dan kerajinan. Dengan demikian, disamping kita dapat mengekspor barang jadi dengan nilai yang lebih tinggi, usaha tersebut akan mampu menciptakan lapangan kerja yang cukup luas. Karena itu ekspor kayu gergajian perlu dikurangi dan diarahkan menjadi ekspor barang-barang jadi, termasuk pula pengolahan limbah kayu. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 214. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003