1989-10-06 Presiden Soeharto-PM Lee Kuan Yew Membahas Masalah Kamboja dan Pengembangan Pulau Batam

Presiden Soeharto-PM Lee Kuan Yew Membahas Masalah Kamboja dan Pengembangan Pulau Batam  [1]

 

JUM’AT, 6 OKTOBER 1989 Pukul 14.45 siang ini, Perdana Menteri Singapura dan Nyonya Lee Kuan Yew tiba di Jakarta dalam rangka kunjungan kerja selama dua hari. Pasangan pemimpin Singapura itu disambut Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka.

Sore ini Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan PM Lee Kuan Yew di Istana Merdeka selama satu jam lebih. Dalam pembicaraan tersebut PM Lee antara lain telah menjelaskan kepada Presiden masalah fasilitas perbaikan dan perawatan kapal yang ditawarkan Singapura kepada AS.

Selain itu, pembicaraan antara kedua pemimpin juga menyinggung masalah Kamboja, pengembangan Pulau Batam, dan perkembangan situasi internasional dewasa ini. Menyangkut pengembangan Batam, Presiden Soeharto menjelaskan kepada PM Lee bahwa Indonesia akan membentuk sebuah komite yang akan berhubungan dengan Singapura untuk membuat Batam sama menariknya dengan Johor Baru (Malaysia).

Dalam hal ini Batam dipertimbangkan menjadi tempat penyaluran gas yang berasal dari Natuna, selain dapat berfungsi sebagai sumber air dan tenaga listrik untuk Singapura. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 218-219. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

 

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.