Menerima Paus Paulus II, Presiden Soeharto Menjelaskan Tentang Pancasila [1]
SENIN, 9 OKTOBER 1989 Paus Johannes Paulus IT, siang ini diterima Presiden dan Ibu Soeharto dalam suatu upacara kenegaraan di halaman Istana Merdeka. Selesai upacara penyambutan, Paus Paulus IT mengadakan kunjungan kehormatan kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Ruang Jepara, Istana Merdeka. Menurut rencana ia akan berada di Indonesia selama lima hari dan akan mengunjungi Yogyakarta, Maumere, Dili dan Medan.
Dalam kunjungan kehormatan tersebut telah berlangsung pembicaraan awal antara Presiden Soeharto dengan Kepala Negara Vatikan itu. Pada kesempatan itu Paus menyatakan kekagumannya pada Pancasila yang telah berhasil menciptakan kerukunan beragama di Indonesia. Presiden Soeharto sempat menjelaskan secara umum mengenai Pancasila. Dikatakannya bahwa karena Pancasila, maka bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku dan pemeluk agama bisa hidup dengan semangat toleransi yang tinggi.
Untuk menghormat kunjungan Paus Paulus II di Indonesia, maIam ini Presiden dan Ibu Soeharto menyelenggarakan resepsi di Istana Negara. Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa bangsa Indonesia disatukan oleh nilai-nilai kehidupan yang dipandang luhur, yang menjadi kepribadian, pandangan hidup, dan dasar falsafah negaranya. Bangsa Indonesia menamakannya Pancasila.
Dijelaskan oleh KepaIa Negara bahwa Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dari lima nilai kehidupan yang luhur. Nilai-nilai itulah yang memberi kekuatan lahir batin bagi dan sekaIigus juga sebagai tujuan pembangunan bangsa Indonesia. Karena itu bangsa Indonesia memandang pembangunannya sebagai pengamalan Pancasila, dan bersepakat bahwa Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 219-220. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003