Presiden Soeharto Membuka Sidang Raya XI Persekutuan Gereja Indonesia [1]
SENIN, 23 OKTOBER 1989 Di Surabaya pagi ini meresmikan pembukaan Sidang Raya XI Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia. Dalam amanatnya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa dalam tahun-tahun yang akan datang, kehidupan keagamaan serta kerukunan hidup antar umat beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa akan mencapai tingkat yang lebih tinggi lagi. Tingkat yang lebih tinggi itu ialah tanggungjawab bersama dari semua golongan beragama dan berkepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk secara terus-menerus dan bersama-sama meletakkan landasan moral, etik dan spiritual bagi pembangunan sebagai pengamalan Pancasila. Untuk melaksanakan tanggungjawab bersama itu, para pemikir dan pemuka dari agama di tahun-tahun yang akan datang perlu mengembangkan pemikiran yang kreatif, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dengan tetap setia kepada iman yang mereka yakini masing-masing.
Kepala Negara mengakui bahwa tugas itu memang merupakan tugas baru. Tugas itu belum pernah kita alami dalam sejarah kita umumnya dan sejarah umat beragama di Indonesia khususnya. Tetapi tugas ini adalah tugas yang sangat mulia. Karena itu tugas tersebut akan kita laksanakan dengan ikhlas dan tulus. Dikatakannya selanjutnya bahwa dibawah naungan Pancasila, kita telah membuktikan bahwa kita dapat tetap setia kepada iman dan kepercayaan kita masing-masing, sekaligus menjadi insan Pancasila yang bertanggungjawab. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 222-223. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003