Sidang Kabinet, Presiden Soeharto Menginstruksikan BUMN Sehat Menjadi Bapak Angkat Industri Kecil [1]
RABU, 8 NOVEMBER 1989 Pukul 10.10 pagi ini Presiden Soeharto memimpin sidang kabinet terbatas bidang Ekuin di Bina Graha. Didalam sidang hari ini, Kepala Negara memerintahkan agar instansi-instansi yang terkait dengan masalah pembinaan kawasan industri memberikan pelayanan yang cepat, sehingga sarana dan prasarana eksternal dan masalah lain di lokasi daerah yang tidak mudah disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri, dapat teratasi dan cukup memadai. Selain itu Presiden juga kembali menginstruksikan agar BUMN yang telah sehat supaya menjadi bapak angkat bagi industri-industri kecil. Dalam hal ini Menteri Keuangan diinstruksikan agar memberikan pengarahan kepada BUMN tersebut untuk mengembangkan usahanya sebagai bapak angkat.
Diantara laporan-Iaporan lain yang disampaikan dan dibahas didalam sidang hari ini tercatat bahwa inflasi untuk bulan Oktober 1989 sebesar 0,75%, sehingga untuk tahun anggaran mencapai 3,51 % dan tahun takwim sebesar 5,51%. Sedangkan nilai seluruh ekspor untuk bulan Agustus mencapai US$1,896 miliar, sementara impor mencapai US$1,404 miliar. Dengan demikian terjadi surplus perdagangan Indonesia dalam bulan Agustus sebesar US$491,6 juta. Dalam periode yang sama, nilai ekspor non-migas tercatat sebesar US$1,201 miliar. Diungkapkan pula bahwa selama tujuh bulan pertama tahun 1989, ekspor komoditi hasil pertanian terhadap keseluruhan ekspor non-migas adalah sebesar 15,7%, sementara peranan hasil ekspor industri adalah 80,6%, dan perdagangan sebesar 3,7%. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 230. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003