Presiden Soeharto Menerima Peserta Rakernas MUI [1]
RABU, 20 DESEMBER 1989 Bertempat di Istana Negara, pada jam 10.00 pagi ini, Presiden menerima 300 peserta rapat kerja nasional MUI. Rapat kerja tersebut berlangsung pada tanggal 17 -20 Desember dan dihadiri juga oleh ulama-ulama dari Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, dan Arab Saudi.
Dihadapan para peserta rapat kerja MUI itu Kepala Negara mengatakan bahwa salah satu hasil terbesar yang telah dicapai MUI bersama dengan pimpinan organisasi umat beragama lainnya di Indonesia adalah dalam menciptakan suasana kerukunan umat beragama, baik didalam kalangan masing-masing umat beragama maupun antar umat beragama yang satu dengan yang lainnya. Selanjutnya dikatakan oleh Presiden bahwa dalam tahun-tahun mendatang, para pemimpin umat beragama di Indonesia menghadapi dua tugas nasional yang tidak kalah besarnya, baik kedalam jajaran umatnya sendiri maupun kedalam masyarakat, bangsa, dan negara.
Tugas yang pertama, adalah tugas yang mengarah ke dalam. Yaitu, mengembangkan kerjasama antara umat yang sama agamanya, seperti yang dikehendaki oleh UU tentang Organisasi Kemasyarakatan. Tugas yang kedua adalah tugas yang mengarah ke luar. Tugas ini adalah tugas untuk memberikan sumbangan konsepsional keagamaan, yang akan menjadi landasan moral, etik dan spiritual bagi pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 241. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003