1990-07-24 Presiden Soeharto membuka Sidang Tahunan Menlu ASEAN

Presiden Soeharto membuka Sidang Tahunan Menlu ASEAN [1]

SELASA, 24 JULI 1990 Didahului kunjungan kehormatan para menteri luar negeri ASEAN beserta isteri mereka kepada Presiden dan Ibu Soeharto di Istana Merdeka pagi ini, selanjutnya Kepala Negara membuka Sidang Tahunan ke-23 Para Menteri Luar Negeri ASEAN di Istana Negara. Selain Ali Alatas, sidang yang berlangsung selama dua hari di Hotel Hilton itu dihadiri oleh menteri-menteri luar negeri yang hadir yaitu Pangeran Muhammad Bolkiah (Brunei Darussalam), Raul Manglapus (Filipina), Dato Abu Hassan Omar (Malaysia), Wong Kan Seng (Singapura), dan Siddi Savetsila (Thailand).

Dalam kata sambutannya, Kepala Negara antara lain mengatakan bahwa ASEAN harus bersiap-siap menghadapi suatu lingkungan ekstern yang sangat berbeda dalam dasawarsa 1990-an mendatang ini. Menghadapi prospek demikian, ASEAN perIu memelihara kemampuan yang sepadan untuk senantiasa dapat menyesuaikan diri secara dinamis sambil tetap menjaga adanya kesatuan sikap dan gerak menuju tujuan bersama. Karena itu pulalah pertemuan-pertemuan tingkat menteri ASEAN tidak bisa lagi bersifat rutin.

Pertemuan-pertemuan itu, demikian Presiden, tidak bisa lagi sekadar menyibukkan diri dengan meninjau kegiatan-kegiatan serta hasil-hasil yang dicapai pada tahun yang lewat dan merencanakan program kerja untuk tahun-tahun berikutnya. Sebaliknya, pertemuan-pertemuan tahunan ini hendaknya sepenuhnya dimanfaatkan untuk menilai dan mengkaji ulang secara kritis dan menyeluruh posisi, kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan pokok ASEAN dalam suatu lingkungan regional dan internasional yang sedang berubah dengan cepat dan terus berkembang itu.

Lebih jauh Presiden mengingatkan bahwa dalam keadaan seperti sekarang ini, tidak terelakkan bahwa ASEAN akan ditantang untuk mempertegas lagi jati-dirinya serta tujuan-tujuan dasarnya. Maka dari itu, tugas utama kita adalah untuk terus meningkatkan kemampuan bersama kita, agar dapat mengidentifikasi dan sepenuhnya memanfaatkan peluang-peluang baru, maupun mengantisipasi dan mengatasi hambatan-­hambatan potensial yang terkandung dalam situasi yang sedang berkembang itu. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 322-323. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.