Presiden Soeharto Peringati Detik-Detik Proklamasi[1]
JUM’AT, 17 AGUSTUS 1990 Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-45 hari ini diperingati di seluruh tanah air. Di Jakarta, Presiden Soeharto pagi ini bertindak sebagai Inspektur Upacara dalam upacara peringatan ulang tahun kemerdekaan itu di halaman Istana Merdeka. Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, upacara peringatan hari ini ditandai dengan 17 kali dentuman meriam yang ditingkahi oleh bunyi sirene, bunyi bedug di masjid-masjid serta bunyi lonceng gereja. Dalam pada itu, Ketua DPR/MPR M Kharis Suhud membacakan naskah Proklamasi. Kemudian Kepala Negara memimpin acara pengheningan cipta, yang disusul pembacaan doa oleh Menteri Agama Munawir Sjadzali MA. Acara ini ditutup dengan pengibaran duplikat bendera pusaka. Adapun yang bertindak sebagai komandan upacara pada pagi ini adalah Kolonel (Marinir) Lidansyah.
Setelah upacara penurunan bendera, malam ini Presiden dan Ibu Soeharto mengadakan jamuan ramah tamah dengan para warakawuri pahlawan nasional, purnawirawan, perintis kemerdekaan serta wredhatama di Istana Negara. Dalam acara yang antara lain juga dihadiri oleh Wakil Presiden dan Ibu Sudharmono itu, Presiden Soeharto memotong “tumpeng” yang kemudian dibagikannya kepada kepada sejumlah tokoh. Selesai acara ramah tamah ini, Presiden dan Ibu Soeharto, didampingi oleh Wakil Presiden dan Ibu Sudharmono, menyelenggarakan resepsi kenegaraan yang dihadiri oleh korps diplomatik. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 333. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003