Presiden Soeharto Menerima Menteri Perminyakan Kuwait [1]
SENIN, 27 AGUSTUS 1990 Menteri Perminyakan Kuwait, Dr Rasheed Alamiri, pagi ini diterima Presiden Soeharto di Bina Graha. Ia menghadap Kepala Negara dalam kapasitas sebagai utusan khusus Emir Kuwait, Sheikh Jaber Al Ahmad As Sabah. Setelah bertemu Presiden, ia mengatakan bahwa Kepala Negara telah menegaskan bahwa Indonesia bersedia menjadi penengah dalam konflik antara Irak dan Kuwait. Dijelaskan pula bahwa Indonesia juga tidak membenarkan invasi negara manapun terhadap sebuah negara lain. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 336. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003