Presiden Soeharto Meresmikan 19 Pabrik Kayu Lapis di Pulau Mangole Maluku [1]
SELASA, 11 SEPTEMBER 1990 Bermalam di Kendari tadi malam, pagi ini Presiden dan Ibu Soeharto beserta rombongan terbang dengan helikopter ke Pulau Mangole, yang termasuk dalam wilayah Provinsi Maluku, untuk meresmikan 19 pabrik kayu lapis.
Pabrik-pabrik yang secara keseluruhan menelan investasi sekitar Rp580 miliar ini tersebar di delapan provinsi, yaitu Sumatera Utara, Riau, Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Maluku.
Kemudian dari Mangole, Presiden terbang kembali ke Kendari, dan selanjutnya menuju Jakarta.
Dalam sambutannya, Kepala Negara mengingatkan bahwa eksploitasi hutan secara berlebihan dapat membawa bencana bagi kita. Hutan-hutan tropis kita merupakan faktor penting yang ikut menentukan keadaan iklim serta lingkungan hidup kita. Juga lingkungan bidup global.
Karena itu kita harus memanfaatkan hasil hutan kita dengan sebaik mungkin agar hutan-hutan kita tetap lestari sepanjang masa. Untuk itu kita perlu terus berusaha meningkatkan nilai tambah hasil-hasil hutan kita.
Caranya ialah dengan membangun industri-industri hilir dan industri yang memanfaatkan limbah industri pengolahan hasil hutan. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 341-342. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003