1991-12-02 Presiden Soeharto Tiba di Zimbabwe dalam Kunjungan Kenegaraan

Presiden Soeharto Tiba di Zimbabwe dalam Kunjungan Kenegaraan  [1]

 

SENIN, 2 DESEMBER 1991 Presiden dan Ibu Soeharto pagi ini jam 09.00 waktu setempat tiba di bandar udara internasional Harare untuk memulai kunjungan kenegaraan selama tiga hari di Zimbabwe.

Di tangga pesawat DC – 10 Garuda, Presiden dan Ibu Soeharto disambut oleh Presiden Robert Mugabe dalam upacara kenegaraan yang dimeriahkan dengan tarian tradisional.

Kemudian Presiden Soeharto dan rombongan menuju Balaikota Harare untuk menerima kunci kota dari Walikotanya.

Malam ini Presiden dan Nyonya Sally Mugabe menyelenggarakan jamuan malam kenegaraan untuk menghonnat kunjungan Presiden dan Ibu Soeharto beserta rombongan.

Acara tersebut berlangsung di Hotel Sheraton, Harare. Ketika berpidato mengucapkan selamat datang kepada tamunya, Presiden Robert Mugabe menyatakan harapannya agar kunjungan Presiden Soeharto dapat menjadi tonggak baru hubungan antara kedua negara setelah kunjungannya sendiri ke Indonesia tahun lalu.

Dikatakannya pula bahwa sejumlah orang Zimbabwe telah mendapat manfaat dari latihan yang ditawarkan Indonesia dalam rangka TCDC (Technical Cooperation among Developing Countries)

Membalas pidato Presiden Mugabe, Presiden Soeharto mengatakan bahwa sebagai sesama bangsa yang sedang membangun kita perlu terus berusaha memperluas bidang-bidang kerjasama diantara kita, khususnya di bidang ekonomi dan sosial, demi kemanfaatan dan kemajuan rakyat­ – rakyat kita.

Kita juga perlu terus bergandengan tangan dalam mengusahakan terciptanya perdamaian dunia yang mantap. Sebab, tanpa perdamaian, pembangunan masyarakat kita akan selalu terganggu.

Presiden Soeharto juga mengatakan bahwa kita memang tidak dapat berharap terlalu banyak dari dialog Utara – Selatan, yang nampaknya tidak juga mengalami kemajuan yang berarti.

Karena itulah kita perlu memberi makna yang lebih besar terhadap kerjasama Selatan – Selatan yang dapat memberi sumbangan nyata dan efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara – negara Selatan. Juga untuk memberi bobot pada perundingan – perundingan kita dengan negara – negara maju. (DTS)

[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 481. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003

Kenapa tidak meninggalkan komentar?

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.