PM Rabbie Namaliu Ingin Menyewa Transpornder SKSD Palapa [1]
SELASA, 14 JANUARI 1992 Pada pukul 10.00 pagi ini, selama dua jam, Presiden Soeharto mengadakan pembicaraan dengan PM Rabbie Namaliu di Istana Merdeka. Fokus pembicaraan kedua pemimpin itu terpusat pada masalah peningkatan kerjasama bilateral.
PM Namaliu menyatakan keinginan negerinya untuk menyewa transponder SKSD Palapa untuk memenuhi kebutuhan telekomunikasinya. Selain itu ia juga ingin mempelajari pengalaman Indonesia di bidang eksplorasi minyak dan penerapan sistem kontrak bagi-hasil (production sharing).
Untuk memenuhi keinginan PM Namaliu, Presiden Soeharto menawarkan Stasiun Bumi Kecil (SBK) serta berbagai peralatan telekomunikasi untuk dibeli PNG. Presiden juga menawarkan kesempatan bagi penduduk PNG yang berada di daerah perbatasan untuk membeli berbagai jenis barang di KUD yang ada di wilayah Indonesia.
Di bidang politik, Kepala Negara mengharapkan PNG dapat menjadi jembatan penghubung antara ASEAN dengan negara anggota Forum Pasifik Selatan. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 506-507. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003