Menerima Pengusaha HPH, Presiden Soeharto Menekankan HTI Pola Transmigrasi [1]
SABTU, 22 FEBRUARI 1992 Bertempat di Istana Negara, hari ini Presiden Soeharto menerima para pengusaha pemegang HPH dan pelaksana HTI.
Para pengusaha tersebut sedang mengadakan pertemuan untuk membahas masalah pengembangan HTI Pola Transmigrasi.
Tampak hadir mendampingi Kepala Negara dalam acara ini, Menteri Kehutanan Hasjrul Harahap, Menteri Koperasi Bustanil Arifin, Menteri Keuangan JB Sumarlin, dan Menteri Kehakiman Ismail Saleh.
Pada kesempatan itu, dalam kala sambutannya, Presiden mengingatkan bahwa pedoman utama yang harus kita pegang teguh dalam memanfaatkan potensi alam adalah agar kekayaan alam ini dapat digunakan bagi sebesar-besar kemakmuran rakyat.
UUD kita mengamanatkan bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Ini berarti bahwa dalam menggali kekayaan alam kita tidak saja harus memperhatikan kepentingan saat ini, tetapi juga harus berusaha untuk menjaga kelestariannya agar generasi-generasi yang akan datang tetap dapat menikmati kekayaan alam yang kita miliki itu.
Ditandaskan oleh Kepala Negara bahwa adalah tidak bertanggungjawab, jika kita yang hidup di masa sekarang menguras habis-habisan kekayaan alam yang kita miliki tanpa memikirkan kepentingan gelombang-gelombang generasi di masa datang.
Setelah memberikan sambutan, Presiden kemudian mengadakan dialog dengan para pengusaha tersebut. Pada saat itu Kepala Negara me-merintahkan Menteri Hasjrul Harahap untuk mempelajari secara mendalam semua laporan para pengusaha pemegang HPH yang membangun HTI-Trans.
Dikatakan oleh Presiden bahwa Departemen Kehutanan memeriksa apakah pengusaha tersebut menebangi pohon di hutan lindung atau tidak. Kepala Negara juga meminta agar para pengusaha mematuhi semua perjanjian mereka dengan pemerintah, misalnya yang menyangkut pohon yang boleh ditebang, yang tercantum dalam “forestry agreement“. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 519. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003