Menerima KNPI, Presiden Soeharto: Sebaiknya Tidak Menghancurkan Persatuan Dan Kesatuan Demi Politik [1]
RABU, 22 JULI 1992 Pukul 10.00 pagi ini pimpinan KNPI, yang dipimpin oleh Tjahjono Kumolo, menghadap Presiden Soeharto di Bina Graha. Mereka datang untuk melapor tentang perkembangan organisasi kepemudaan itu.
Setelah diterima Presiden, Ketua Umum Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa Presiden telah menegaskan bahwa ABRI sebagai kekuatan sosial politik berhak ikut menentukan GBHN di MPR.
Dengan demikian, maka tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak merasa puas terhadap semua keputusan MPR, karena telah ada wakilnya di lembaga itu.
Kalau tidak ikut menentukan haluan negara, dikhawatirkan bahwa ABRI kemudian merasa tidak puas dan akhirnya menggunakan senjata.
Menanggapi keinginan beberapa kalangan masyarakat agar jumlah anggota ABRI di lembaga perwakilan dikurangi, Presiden mengatakan. bahwa hal itu bisa saja dilakukan dengan mengubah konsesus yang selama ini berlaku.
Mengenai soal kegiatan organisasi sosial politik di daerah pedesan, Presiden mengatakan kegiatan tersebut cukup hingga daerah tingkat dua saja.
Dikatakan oleh Presiden bahwa sebaiknya kita tidak mengambil risiko untuk menghancurkan persatuan dan kesatuan demi politik. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 562. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003