Hadiri Pelantikan Anggota MPR-DPR, Presiden Soeharto: GBHN Harus Realistis [1]
KAMIS, 1 OKTOBER 1992 Presiden dan Ibu Soeharto pagi ini menghadiri pelantikan dan pengambilan sumpah para anggota MPR dan DPR yang berlangsung di Gedung MPR/DPR Senayan, Jakarta. Tampak hadir pula dalam acara ini Wakil Presiden dan Ibu Sudharmono, para menteri Kabinet Pembangunan, dan pejabat-pejabat tinggi negara lainnya. Dalam pidatonya Kepala Negara mengharapkan para anggota MPR masa bakti 1993-1997 bisa menyusun petunjuk arah pembangunan serta rambu-rambu peringatan yang tidak terlalu sempit ataupun longgar dalam GBHN mengenai hal-hal yang perlu dihindari dan diwaspadai.
Dikemukakan pula, GBHN 1993 nanti harus realistis agar benar-benar dapat kita laksanakan, serta dalam merancangnya harus selalu didasarkan pada alternatif, urutan prioritas serta pilihan yang konsisten. Penetapan GBHN merupakan wewenang penuh MPR yang merupakan penjelmaan seluruh rakyat. Oleh karena itu MPR dan DPR harus menjadi lembaga yang mampu menampung dan menyaring aspirasi, sehingga segala keinginan dan harapan rakyat serta kekecewaan dan kegelisahannya dapat disalurkan secara demokratis dalam lembaga ini.
Kepala Negara, dalam pidatonya juga menyinggung mengenai PJPT II. Menurut Presiden, PJPT II haruslah mengarah kepada terwujudnya ketahanan nasional yang makin tinggi. Ketahanan nasional itu harus terwujud dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan. Akhirnya Kepala negara menyampaikan harapannya kepada masyarakat agar membantu terciptanya suasana yang penuh persaudaraan dan ketenteraman, sehingga para anggota Majelis bisa bersidang dengan tenang. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 585. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003