Presiden Soeharto Meresmikan Lokakarya Manajemen Lingkungan Tropis [1]
SABTU, 6 FEBRUARI 1993 Pagi ini di Istana Negara, Presiden meresmikan Lokakarya Manajemen Lingkungan Tropis. Kepada para peserta lokakarya, Presiden menyatakan harapannya agar lokakarya yang dihadiri oleh para pakar dari dalam dan luar negeri ini dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pengelolaan kekayaan hayati bangsa Indonesia, khususnya di kawasan hutan Wallacea.
Menurut Kepala Negara, alam tropis juga mengandung arti yang khusus, karena merupakan lingkungan yang membentuk bangsa Indonesia, mengenai keselarasan, budaya, watak dan ciri-ciri ke-Indonesian. Ciri-ciri itu pada pokoknya didasarkan pada keesaan alam kita sendiri. Tanpa alam tropis tempat kita hidup bersama ini, maka Indonesia tidaklah akan menjadi Tanah Air yang kita kenal dan merupakan warisan dari generasi ke generasi.
Kepala Negara mengatakan bahwa sumber daya alam tropis juga merupakan sumber alam yang mengandung kekayaan luar biasa dan tidak terdapat di dunia yang lain, baik di belahan bumi sebelah Utara maupun Selatan. Kekayaan itu tidak hanya terbatas pada kayu dari jenis-jenis yang sekarang telah mempunyai nilai komersial yang tinggi ataupun bahan galian yang terdapat di bawah tanahnya, tetapi juga kekayaan hayati yang tidak ternilai. (DTS)
[1] Dikutip dari buku “Jejak Langkah Pak Harto 21 Maret 1988 – 11 Maret 1993”, hal 623-624. Buku ini ditulis oleh Team Dokumentasi Presiden RI, Editor: Nazaruddin Sjamsuddin dan diterbitkan PT. Citra Kharisma Bunda Jakarta Tahun 2003