H.A. Sjaichu :
BAGI NU, PEMBUBARAN PKI TUNTUTAN JG. MUTLAK [1]
Djakarta, Berita Yudha
Pembubaran Partai Komunis Indonesia bagi NU merupakan tuntutan jang mutlak karena hal tersebut adalah tudjuan jang sutji. Demikian ditegaskan sekali lagi mengenai pendirian partai NU oleh Ketua III NU H.A Sjaichu dalam pidato sambutannja atas nama PBNU pada upatjara penutupan latihan pendidikan kader dewasa ke-III Missi Islam Angkatan Berdikari bertempat diaula PHI Djl. Kemakmuran rabu siang kemarin.
Pada upatjara jang dihadiri oleh Ketua PBNU K.H Idham Chalid ditegaskan pula oleh H.A Sjaichu dalam rangka pembubaran partai tsb. tidak usah didahalui oleh pembekuan, karena kalau dibekukan sadja hal ini akan merupakan penjakit kanker,jang kalau sudah merajap keseluruh tubuh akan sulit untuk diobatinja. Pembubaran PKI bukan berarti akan menghilangkan Nasakom malahan akan lebih membersihkan djiwa Nasakom. Pula pembubaran PKI sekali-kali tidak akan mengurangi kerevolusioneran bangsa Indonesia. Selandjutnja Ketua III PBNU tsb membentangkan arti revolusioner dan dinjatakan bahwa PKI dengan tindakannja jang telah mendalangi “G-30-S” djelas2 telah berbuat kontra revolusioner. Dan Partai NU tidak sekali-kali membentji PKI tetapi membentji setiap tindakan jang bersifat kontra revolusi, tindakan jang akan mengindjak2 Pantjasila dan tindakan jang memusuhi agama. Kami sama sekali tidak akan tolerans terhadap golongan apapun dan siapapun bila mereka djelas memusuhi agama. Dengan perbuatannja selaku dalang dari “G-30-S” ini berarti PKI telah 2 kali melakukan pengchianatan terhadap Negara. Dan apakah Umat Islam Indonesia minta sampai tiga kali dihianati oleh PKI, demikian Sjaichu.
PKI Merupakan Pengatjau Ekonomi
Dengan setjara panjang lebar, Ketua III PBNU tsb kemudian membentangkan kebusukan2 PKI jg telah membohongi dan mengelabui rakjat seolah2 dialah pembela satu2nja rakjat djelata. Tetapi setiap kebusukan tdk. mungkin dapat ditutupi dan achirnja rakjat mengetahui siapa lojang dan siapa emasnja. Partai tsb djelas2 akan membunuh Presiden dan bahkan membunuh setiap pemimpin, dan partai itu pulalah jang menjebabkan kekatjauan ekonomi. Aidit jang katanja pembela proletar kenjataannja dialah sebenarnja embahnja kabir (kapitalis birokrat). Demikian al. pidato H.A Sjaichujang diutjapkannja setjara berapi-api. (DTS)
Sumber: BERITA YUDHA (14/10/1965)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku I (1965-1967), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, Hal 49-50.