Pedjabat Presiden Djenderal Soeharto:
TAHUN 1968 MENENTUKAN BAGI PERDJUANGAN BANGSA
APBN 1968 Bekal Pokok & Kuat Djadikan Tahun Efisiensi Bagi Pegawai Negeri dan ABRI[1]
Djakarta, Kompas
PEDJABAT Presiden Djenderal Soeharto, malam Senin, mendjelang muntjulnja tahun baru menjatakan kepada seluruh rakjat Indonesia, bahwa tahun 1968 merupakan tahun jang akan menentukan sukses tidaknja Kabinet Ampera; tahun jang mendjadi harapan rakjat jang ingin melihat segera dimulainja pembangunan setjepat2nja.
Dikatakan pula, bahwa tahun 1968 akan merupakan tahun jang menentukan bagi perdjuangan bangsa. Tahun jang akan datang ini menurut Pd. Presiden merupakan tahap terachir daripada pentjiptaan stabilisasi nasional di segala bidang. Keadaan dan kondisi nasional jang stabil, jang matang merupakan sjarat mutlak bagi pelaksanaan pembangunan nasional jang pertama, jang dimulai pada tahun 1969.
Bekal Pokok
Pd. Presiden lebih landjut mengatakan, bahwa untuk memasuki tahun 1968 kita telah membawa bekal jang pokok dan kuat, ialah APBN 1968 jang telah disjahkan oleh rakjat tepat pada waktunja. Dalam kesempatan ini, demikian Pak Harto, “ingin saja menjampaikan penghargaan dan rasa terima kasih Pemerintah kepada DPRGR atas kerdjasama dan kesungguhan bekerdja Lembaga Perwakilan Rakjat, sehingga pembahasan bersama RAPBN 1968 dapat dirampungkan”.
Dikatakan, bahwa dengan APBN tersebut, apabila realisasinja tidak banjak meleset, kita akan dapat berbuat banjak, lebih banjak dan lebih luas daripada tahun 1967, dan hasilnjapun akan tjukup untuk mempersiapkan diri memasuki tahap pembangunan.
Tahun Efisiensi
Chusus bagi para pegawai negeri dan anggota ABRI; motor dan penggerak dari roda pemerintahan, Pemerintah telah mengusahakan sekedar perbaikan tingkat penghasilannja dengan maksud agar supaja semangat bekerdjanja lebih dapat ditingkatkan, dengan mentjurahkan perhatian pada pelaksanaan tugas, dapat mengabdikan dirinja lebih banjak pada Negara dan rakjat dan tidak terlalu banjak terombang-ambingkan oleh kesulitan hidup sehari-hari.
Demikianlah pd. Presiden jang seterusnja mengharapkan ndengan sungguh-sungguh agar supaja tahun 1968 nanti, benar2 dapat didjadikan tahun efisiesi bagi korps pegawaihui negeri dan ABRI; sehingga setiap lembaga dan aparatur pemerintah dapat bekerdja dengan hasil jang maksimal dan tidak ada pemborosan2 baik tenaga, pikiran maupun peralatan materil.
Masjarakat Harus Ikut Aktif
Djenderal Soeharto menegaskan bahwa tugas stabilisasi nasional dan pembangunan jang akan datang itu bukan semata2 tugas Pemerintah sadja. Sebab memang tidak mungkin dilaksanakan oleh Pemerintahan sendiri.
Perekonomian kita, berdasarkan ketentuan2 Undang2 Dasar berazas kekeluargaan jang harus diwudjudkan dengan gotong-rojong. Hal ini berarti, demikian Pd. Presiden, bahwa masjarakat sendiri diberi kesempatan, bahkan harus ikut mengambil bagian jang aktif. Pemerintah memang tidak akan menguasai dan melaksanakan sendiri kegiatan2 ekonomi nasional kita, Pemerintahan berkewadjiban memberikan arah dan bimbingan.
“Marilah kita songsong tahun 1968 dengan kebulatan tekad Orde Baru jang lebih mantap dan penuh kejakinan ; tekad untuk meningkatkan pengabdian kepada kepentingan rakjat dan menjampingkan masalah2 kepentingan pribadi dan golongan serta lain2 jang tidak perlu dan memusatkan usaha kita untuk memadjukan tingkat hidup bangsa”. (DTS)
Sumber: KOMPAS (4/01/1968)
[1] Dikutip sesuai tulisan dan ejaan aslinya dari buku “Presiden RI Ke II Jenderal Besar HM Soeharto dalam Berita”, Buku II (1968-1971), Jakarta: Antara Pustaka Utama, 2008, hal. 1-2.