Presiden Soeharto Tegaskan Dukungan Pada Palestina
(Menerima Duta Besar dan Melantik Sejumlah Menteri[1]
RABU, 4 April 1973, Pada pukul 09.00 dan 10.00 pagi ini, secara berturut-turut Presiden Soeharto menerima surat-surat kepercayaan dari Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Irak, Fathil Salman Al-Assaf, dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Muangthai, Kasem S Kasemsri, di Istana Merdeka.
Kepada Duta Besar Irak, Presiden Soeharto menegaskan kembali dukungan Indonesia terhadap perjuangan yang adil dan benar-benar dari bangsa-bangsa Arab, termasuk bangsa Arab Palestina, dalam mempertahankan haknya. Dukungan yang diberikan bangsa Indonesia ini didasarkan pada rasa saling menghormati kedaulatan penuh dan memahami kemerdekaan masing-masing bangsa, disamping karena Indonesia benar-benar memahami apa arti kemerdekaan bagi suatu bangsa. Dalam pidatonya, Duta Besar Al –Assaf menyampaikan penghargaan Pemerintah dan rakyat Irak atas sikap Pemerintah dan rakyat Indonesia yang terpuji dan tulus dalam membantu perjuangan bangsa Arab Palestina.
Sementara itu kepada Duta Besar Muangthai yang baru, Presiden Soeharto mengungkapkan penilaiannya terhadap ASEAN sebagai suatu lembaga yang sangat penting artinya, bukan karena hasil-hasil lahiriah yang telah dicapainya, melainkan juga karena jiwa dan semangatnya. Dikatakan oleh Presiden bahwa ASEAN dapat membangun proyek-proyek bersama. Menurutnya, proyek-proyek bersama itu selain memberikan manfaat bagi kesejahteraan anggota-anggota ASEAN, dapat pula membantu menciptakan ketahanan nasional masing-masing negara, menuju kepada ketahanan regional Asia Tenggara. Dalam pidato penyerahan surat kepercayaannya, Duta Besar Kasem Kasemsri mengatakan bahwa kedua bangsa sudah sejak lama menikmati ikatan persahabatan, sehingga tidak ada alasan bagi keduanya untuk tidak memiliki pandangan yang sama, perasaan yang agung dan cita-cita yang luhur dan dapat diabdikan bagi kepentingan perdamaian, kebebasan dan persahabatan bangsa-bangsa, terutama di kawasan Asia Tenggara ini.
Pagi ini di Istana Negara Presiden Soeharto melantik Prof. Dr. Ali Wardhana menjadi Menteri Keuangan, Jenderal Soemitro menjadi Panglima Kopkamtib/Wakil Panglima Angkatan Bersenjata, Mayjen. Ali Said menjadi Jaksa Agung, dan Drs. Rachmat Saleh menjadi Gubernur Bank Indonesia. Dalam pidato sambutannya, Presiden antara lain mengatakan bahwa didalam melaksanakan pembangunan yang segi-seginya semakin rumit itu diperlukan laporan yang mengandung kebenaran, bukan penilaian yang hanya bertujuan untuk menyenangkan atasan saja.
Diakui oleh Presiden bahwa meskipun perkembangan di bidang ekonomi dan politik dalam masa kerja Kabinet Pembangunan I menunjukkan garis naik, akan tetapi tidak semua sempurna. Oleh sebab itu ia secara khusus meminta kepada para menteri dan pejabat tinggi negara untuk menyusun program-program kerja yang lebih tepat dan di-KIS-kan dalam rangka kesatuan bulat kebijaksanaan dan langkah tunggal Pemerintah. (AFR)